Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Seluruh pelaku industri sektor jasa keuangan sepertinya mencatat kinerja melempem di sepanjang tahun lalu.
Bagaimana tidak? Inflasi meningkat, suku bunga acuan terus menanjak, defisit neraca pembayaran, pelemahan nilai tukar, serta gejolak di pasar modal. Tak terkecuali yang dialami PT Prudential Life Assurance.
Lihat saja, tujuh dari total 11 produk asuransi berbasis investasi (unitlink) yang diterbitkan Prudential Indonesia menunjukkan hasil investasi yang negatif di sepanjang tahun lalu. Yaitu, Rupiah Managed Fund yang tercatat minus 8,22%, Rupiah Managed Fund Plus minus 4,28%, Rupiah Fixed Income Fund minus 13,52%, US Dollar Fixed ncome Fund minus 10,74%.
Ada lagi, Rupiah Equity Fund yang negatif 2,54%, Syariah Managed Fund negatif 0,98% dan Syariah Cash & Bond Fund negatif 3,57%. Hanya Rupiah Cash Fund yang membukukan hasil investasi yang kinclong, yakni 5,09% dan Syariah Equity Fund tumbuh tipis 0,31%.
Sementara, dua produk unitlink lainnya, US Dollar Indonesia Greater China Equity Fund dan Rupiah Indonesia Greater China Equity Fund baru diluncurkan pada 13 Februari 2013.
“Itu yang terjadi di sepanjang tahun lalu. Secara keseluruhan, hasil investasi Prulink tetap positif sejak diluncurkan,” imbuh John Oehmke, Direktur Keuangan Prudential Indonesia ditemui KONTAN, Selasa (15/4).
Menurut dia, lima produk unitlink Prudential Indonesia menempati posisi tiga teratas dalam rata-rata satu tahun. Nah, delapan Prulink malah menduduki posisi tiga teratas dalam rata-rata tiga tahun.
“Jadi, kalau di tahun pertamanya negatif, dapat dipastikan di tahun ketiganya tumbuh sangat baik,” tutur dia.
Per 31 Desember 2013, Prudential Indonesia membukukan total dana kelolaan sebesar Rp 38,8 triliun. Angka itu tercatat bertumbuh 12,6% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni Rp 34 triliun. Sebanyak 90% dana kelolaan perseroan ditempatkan di unitlink.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News