CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Prospek rights issue bank akan tergantung pembeli siaganya


Kamis, 30 September 2021 / 17:15 WIB
Prospek rights issue bank akan tergantung pembeli siaganya
ILUSTRASI. Opening Bell di Bursa Efek Indonesia dalam rangka?rights issue?PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan akan meramaikan aksi rights issue di pasar modal tahun ini. Setelah aksi korporasi yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) masih banyak bank lain yang sedang mengantri untuk melakukan penawaran terbatas. Sebagian besar tujuannya untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 2 triliun tahun ini. 

Rights issue yang digelar BRI sukses besar. Bank pelat merah ini menerbitkan 28,2 miliar saham baru dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro. Rights issue ini mengalami  oversubscribed alias kelebihan permintaan.

Total nilai rights issue BRI mencapai Rp 95,9 triliun. Sebanyak Rp 54,7 triliun merupakan partisipasi non tunai pemerintah. Lalu Rp 41,2 triliun berasal dari investor publik dalam bentuk tunai, dimana Rp 27,9 triliun di antaranya berasal dari investor asing.

Pencapaian ini menorehkan sejarah baru karena menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara dan menduduki peringkat ketiga di Asia, serta peringkat ketujuh di seluruh dunia.

Baca Juga: Harga saham BBRI menghijau 0,54% pada penutupan bursa Rabu (29/9)

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, tingginya minat terhadap rights issue BRI ini mencerminkan kepercayaan pemegang saham terhadap visi yang dibangun Pemerintah melalui BRI untuk semakin fokus pada penetrasi keuangan dengan mengamankan sumber pertumbuhan baru di segmen mikro.

Lalu apakah bank-bank lain yang mengantri rights issue bisa menorehkan kesuksesan yang sama seperti BRI?

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama mengatakan, prospek rights issue bank-bank kecil dan menengah tersebut akan tergantung pada siapa yang akan bertindak sebagai pembeli siaga. 

Pembeli siaga bisa mendorong partisipasi pemegang saham publik dalam rights issue tersebut. 

"Stand by buyer sangat diperlukan guna menjaga fluktuasi pasar. Perannya cukup besar guna mendorong antusias investor publik," kata Okie kepada Kontan.co.id, Kamis (30/9).

Menurut Okie, prospek rights issue PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) yang kini sudah berganti nama menjadi Bank Raya dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) cukup menarik karena adanya komitmen dari holdingnya untuk memperkuat bisnis kedua bank ini cukup besar.

Bank Raya telah mendapat persetujuan dari pemegang saham untuk menggelar rights issue sebanyak-banyaknya 2,15 miliar lembar atau 9,96% dari modal ditempatkan. 

BABP saat ini dalam proses menggelar rights issue dengan menerbitkan 14,23 miliar saham seri B dengan harga pelaksanaan Rp 318 per saham. Periode pelaksanaan berlangsung  selama periode 14 -27 September. 

Namun, sahamnya justru terembab ke level dibawah harga rights issue. Pada penutupan perdagangan Kamis (30/9), saham BABP anjlok 4,3% dan dalam sepekan tercatat telah turun 15,3%.

PT Bank NationalNobu Tbk (NOBU) juga sudah dapat restu pemegang saham untuk rights issue sebanyak-banyak 500 juta saham tahun ini. 
Dananya akan digunakan untuk membeli aset PT Grahaputra Mandirikharisma (GPMK) yakni seluruh gedung A Universitas Pelita Harapan senilai Rp 132 miliar dan sebagian ruang Gedung Gajah Mada Tower Rp 61 miliar. Selebihnya akan digunakan untuk modal kerja. 

"GPMK akan bertindak sebagai pembeli siaga dalam rights issue ini," tulis Bank Nobu dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/9).

PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) akan rights issue 20 miliar saham. Inigo Capital selaku pemegang 14,7% saham akan mengeksesi haknya. begitupula dengan Delta Indo Swakarsa akan berpartisipasi sesuai porsinya yakni 13,96%. 

Baca Juga: Rights issue oversubscribed, BRI (BBRI) berhasil galang dana hingga Rp 95,9 triliun

Dalam prospektus rights issuenya, BACA mengungkapkap apabila saham yang ditawarkan dalam rights issue ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang saham maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya seperti yang tercantum dalam formulir pemesanan dan pembelian saham  tambahan.

PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) akan rights issue sebanyak 282.718.750 saham dengan target harga pelaksanaan  Rp 4.200 – 4.380 per saham. Bank ini membidik perolehan dana hingga Rp 1,2 triliun. 

Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu mengatakan, Group Salim melalui PT Indolife Pensiontama sebagai pemegang saham pengendali Bank Ina akan berperan sebagai pembeli siaga dalam rights issue ini. 

Dia menambahkan, Bank Ina saat ini sedang menyiapkan layanan perbankan digital, berupa aplikasi digital yang bisa digunakan untuk pembukaan rekening, penyimpanan dana, dan pengajuan pinjaman secara mandiri, serta bertransaksi secara digital melalui aplikasi.

“Sebagai langkah awal, bank akan memulai persiapan untuk memperkuat sistem, infrastruktur, dan keamanan dalam rangka menghadirkan perbankan digital yang handal dan aman bagi seluruh nasabah,” ujar Daniel dalam keterbukaan di BEI, Rabu (29/9).

Selanjutnya: Sejumlah saham bangkit dari level gocap, investor perlu perhatikan fundamental

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×