kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prudential berbisnis asset management


Jumat, 20 April 2012 / 09:11 WIB
Prudential berbisnis asset management
ILUSTRASI. Harga mobil bekas Nissan Grand Livina bersahabat, dari Rp 90 jutaan per April 2021


Reporter: Feri Kristianto |

JAKARTA. PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) tampaknya serius untuk terjun ke bisnis asset management. Perusahaan siap berekspansi ke bisnis baru dengan mendirikan anak usaha. Perusahaan asuransi asal Inggris ini sudah menyerahkan berkas-berkas kelengkapan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) akhir tahun 2011 lalu.

William Kuan, Presiden Direktur Prudential Indonesia, berkata, ekspansi bisnis itu merupakan bagian rencana perusahaan menambah investasi di Indonesia. Sayang, ia enggan membeberkan rencana itu karena masih menunggu perizinan.

Ia hanya berharap, bisa mengantongi izin operasi pada tahun ini. "Harapannya begitu (dapat izin tahun ini)," ujarnya Wiliam, saat paparan kinerja perusahaan, Kamis (20/4).

Belum jelas, apakah anak usaha ini akan mengelola dana di Prudential Indonesia saja. Satu hal yang pasti, Prudential Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang belum memiliki asset management. Padahal, Prudential di China, Hong Kong, India, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Uni Emirat Arab dan Vietnam memiliki bisnis asset management. Bahkan, belakangan ini asset management di beberapa negara itu dilebur menjadi satu merek: Eastpring Investment.

Wajar bila Prudential tertarik ke bisnis ini. Soalnya, dana kelolaan Prudential Indonesia untuk produk semisal Prulink Rupiah Equity Fund masih dikelola oleh Prudential Asset Management Asia di Singapura. Catatan saja, per akhir tahun 2011, total dana kelolaan Prudential Indonesia mencapai Rp 27,5 triliun, tumbuh 23% dibanding 2010.

Pada periode itu, Prudential mengantongi laba bersih
Rp 2,6 triliun, tumbuh 13%. Kenaikan laba karena pendapatan premi naik 47% menjadi Rp 14,84 triliun.

Dari jumlah itu, premi baru sebesar Rp 7,9 triliun, tumbuh 63%. Sedangkan beban klaim Rp 3,9 triliun, tumbuh 18%.

Fakhri Hilmi, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK juga belum bersedia berkomentar. "Besok (hari ini) saja akan saya jelaskan," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×