Sumber: KONTAN |
JAKARTA. PT Asuransi AIA Indonesia telah resmi bercerai dengan American International Assurance (AIA) Group. AIA Indonesia telah menggandeng investor baru dari Jerman dan kini berganti nama menjadi PT Avrist Assurance sejak Kamis (22/10).
Novita J. Rumngangun, Head of Marketing PT Avrist Assurance bilang, investor Jerman tersebut adalah Deutsche Investitions und Entwicklungsgesellschaft (DEG). "Hari ini DEG sudah memastikan masuk ke Avrist Assurance," kata Novita, Selasa (27/10).
DEG akan menambah dukungan keuangan untuk menjadikan Avrist sebagai perusahaan asuransi dunia yang lebih unggul. "Kami membutuhkan investor baru untuk lebih mengembangkan kinerja perusahaan," ujarnya.
Sebagai pemegang saham minoritas, DEG akan memiliki 23% saham. Sedangkan saham mayoritas akan tetap dimiliki oleh PT Bina Aseta Nusa, perusahaan milik Harry Harmain Diah yang juga Direktur Utama Avrist Assurance.
Novita enggan menyebutkan nilai investasi yang disuntikkan DEG. DEG sendiri merupakan salah satu institusi keuangan di Eropa yang memiliki rating AAA dari Standard and Poor's (S&P), Fitch Rating maupun Moody's. DEG memiliki kerjasama dengan 1.500 perusahaan dan dan melakukan investasi mencapai € 4,7 miliar selama lima tahun terakhir.
Sekadar catatan, perubahan nama sekaligus masuknya DEG sebagai investor merupakan buntut dari keluarnya AIG Group dari AIA Group.
AIA Group memiliki saham di tiga perusahaan di Indonesia, yaitu PT Asuransi AIA Indonesia, PT Asuransi AIU Indonesia, dan PT AIA Financial. AIA Group memiliki 60% saham di AIA Indonesia dan AIU Indonesia.
Sedangkan 40% sisanya dimiliki Bina Aseta Nusa, perusahaan milik Harry. Setelah AIG Group hengkang, AIA Group tukar guling dengan Harry. AIA Group memiliki seluruh saham di AIU Indonesia, sedangkan Harry mendapat seluruh saham di AIA Indonesia yang kini berganti nama jadi Avrist. "Dengan nama baru, kami menjadi lebih independen. Rencana dan keputusan strategis akan dibuat di Indonesia," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News