Reporter: Umi Kulsum | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan bermasalah alias non performing financing (NPF) perusahaan pembiayaan kian susut hingga kuartal III-2017. Pelaku industri optimistis dapat menjaga rasio NPF agar tidak membengkak di akhir tahun.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai September 2017 NPF multifinance bertengger di level 3,18%, lebih rendah ketimbang akhir tahun 2016 sebesar 3,26%. Juga mengecil dari September 2016, yang sebesar 3,38%.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan (APPI) Jodjana Jody mengatakan, multifinance makin hati-hati dalam menyalurkan pembiayaan sehingga NPF bisa ditekan. Maklum, ekonomi yang masih melandai menjadi salah satu tantangan pelaku industri. "Tentu pemilihan dan analisa proses awal kredit, juga menjadi pertimbangan, sehingga ke belakangnya aman," ujar Jodjana.
Senada, Direktur Clipan Finance Engelbert Rorong berkeyakinan, NPF bakal semakin membaik hingga akhir tahun. Sampai kuartal ketiga 2017, rasio NPF Clipan Finance tercatat sebesar 1,67%. Rasio kredit macet tersebut menurun dari akhir tahun 2016 yang sebesar 1,98%.
"Kami jaga terus di bawah 2% sampai akhir tahun ini," terang Engelbert kepada KONTAN. Untuk menjaga pembiayaan bermasalah, perusahaan berkode saham CFIN ini menerapkan strategi pengendalian risiko terintegrasi end to end process. Artinya, pengendalian risiko yang terintegrasi sudah dimulai sejak proses persetujuan kredit, hingga upaya penagihan.
Demikian pula dengan PT BFI Finance Indonesia Tbk yang akan terus menjaga angka pembiayaan bermasalah di bawah 1,5% sampai akhir tahun ini, dan tahun 2018 mendatang.
Direktur Risiko BFI Finance, Sigit Hendra Gunawan menuturkan, rasio NPF perusahaannya sampai akhir September 2017 terus menunjukkan tren penurunan. Bila pada September 2016 rasio pembiayaan macet BFI Finance tercatat 1,75%, pada akhir September 2017 makin membaik menjadi 1,11%.
Sigit menyebutkan, strategi menekan pembiayaan bermasalah tersebut dilakukan dengan berbagai upaya. Seperti juga dilakukan multifinance lain yakni pengendalian risiko yang terintegrasi dari awal sampai akhir (end-to-end) yang dimulai dari proses persetujuan kredit (credit underwriting) hingga manajemen penagihan (collection management). "BFI Finance selalu fokus pada manajemen risiko demi kelangsungan usaha yang berkelanjutan," terang Sigit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News