Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pembiayaan memang menghadapi iklim yang makin menantang pada tahun ini. Namun rupanya, pelaku usaha tetap ekspansif dalam memperbanyak jaringan.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyebut, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan sampai bulan Juli lalu, jumlah jaringan yang dimiliki oleh pelaku usaha pembiayaan menembus 4.329 unit. Jumlah ini meningkat pesat dari tahun lalu dimana jumlah jaringan yang dimiliki multifinance baru berada di kisaran 3.800 unit.
Padahal pada saat yang sama, industri pembiayaan masih menghadapi momen yang tak mudah. Diantaranya pasar otomotif, terutama sepeda motor yang merupakan salah satu tulang punggung industri masih terseok-seok.
Melihat tren ini, ia berharap pelaku usaha pembiayaan tak gegabah dalam menambah jaringan. Karena tentunya persaingan bakal makin ketat dengan pasar yang masih belum sepenuhnya pulih.
Sementara di sisi yang lain, penambahan jaringan tentunya bakal meningkatkan beban operasional yang harus ditanggung. "Saya harap pelaku usaha juga lebih teliti lagi. Apakah penambahan cabang ini cukup efekif mendorong kinerja," kata dia belum lama ini.
Regulator sendiri mencatat sampai bulan September 2017, industri multifinance memiliki rasio beban operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) sebesar 82,97%. Rasio ini naik dari periode yang sama di tahun lalu yang sebesar 82,79%.
Dari jaringan yang dimiliki multifinance sampai Juli sendiri, kawasan Jawa dan Bali masih yang paling ramai. Dimana perusahaan pembiayaan memiliki 2.289 cabang alias 52,8% dari total jaringan yang ada di Idonesia.
Wilayah berikutnya yang ramai adalah Pulau Sumatera yang memiliki 1,037 cabang atau mewakili 23,95% dari seluruh jaringan yang ada. Sementara di Kalimantan ada 405 jaringan. Lalu di Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua ada 598 jaringan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News