Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio pencadangan perbankan alias coverage ratio diprediksi bakal meningkat di akhir tahun 2019 dan memasuki awal 2020. Hal tersebut merupakan imbas dari adanya pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CPKN) tambahan untuk pemenuhan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang bakal diberlakukan mulai 2020.
Meski begitu, Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk Panji Irawan memandang pihak perbankan termasuk Bank Mandiri sudah menyiapkan hal tersebut sejak tahun ini. Lebih lanjut, bank berlogo pita emas ini memandang posisi coverage ratio perseroan bakal meningkat sekitar 10% pada akhir 2019.
"Saat ini coverage ratio kita ada di 150%-151%. Kemungkinan adanya PSAK 71 ini bisa naik jadi 160% atau lebih," ujar Panji saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/5).
Di samping meningkatnya rasio pencadangan, bank bersandi bursa BMRI (anggota indeks Kompas100) ini juga menyebut rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) juga akan tergerus sekitar 1%-2% menyusul pemenuhan PSAK 71 tersebut. Sekadar informasi saja, per Maret 2019 posisi CAR perseroan ada di level 22,47%.
Hal tersebut tentunya juga akan berpengaruh kepada rasio biaya kredit alias cost of credit (CoC). "PSAK 71 tidak berpengaruh ke laba rugi, tapi masuknya ke return earning artinya yang terdampak ekuitasnya," tuturnya.
Senada dengan Panji, Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Mahelan Prabantarikso juga mengatakan posisi coverage ratio bakalan meningkat di akhir tahun ini.
Menurutnya, pada akhir 2019 rasio pencadangan bakal bertengger di kisaran 75%. Posisi tersebut praktis meningkat dari periode kuartal I 2019 sebesar 45,07%. "BTN berencana meningkatkan coverage ratio di akhir tahun ini," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (15/5).
Meski begitu, walau ada pemenuhan PSAK 71 Mahelan menyebut CAR perseroan tidak akan tergerus. Sebab, dalam waktu dekat BTN memiliki rencana untuk menerbitkan pinjaman subordinasi sebesar Rp 3 triliun untuk penguatan modal. "CAR-nya ditargetkan di kisaran 18% akhir 2019," terangnya.
Sedikit berbeda, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja menjelaskan kalau posisi coverage ratio perseroan tak bakal tergerak. Alasannya, saat ini posisi coverage ratio OCBC NISP sudah relatif tinggi yakni menyentuh 200%.
"Coverage ratio kami per Desember 2018 sudah 200%, rasanya sudah tidak perlu ditingkatkan lagi," katanya.
Meski begitu, mengenai perincian pemenuhan PSAK 71 bank bersandi bursa NISP ini masih melakukan beberapa pembahasan terkait dengan penghitungan pada rasio keuangan perusahaan. "Kami belum memastikan. Karena masih difinalkan perhitungannya, dugaan kami tidak berdampak banyak," ungkapnya.
Sementara Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Satyagraha bilang kalau posisi CAR akan mengalami penyusutan akibat PSAK 71. Per April 2019 tercatat CAR Bank Jatim berada di level 24,14%, targetnya pada akhir tahun akan menyusut menjadi 22,8%.
"PSAK 71 berdampak terhadap kenaikan laba sehingga permodalan (CAR) semakin kuat," ujar Ferdian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News