kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Raup Rights Issue Rp 4,13 Triliun, Bank BTN Punya Peluang Tingkatkan Ekspansi


Senin, 09 Januari 2023 / 10:13 WIB
Raup Rights Issue Rp 4,13 Triliun, Bank BTN Punya Peluang Tingkatkan Ekspansi
ILUSTRASI. Agen pemasaran KPR BTN melayani pengunjung di ajang Indonesia Properti Expo (IPEX) 2022 di Jakarta Convention Center, Minggu (20/11). Raup Rights Issue Rp 4,13 Triliun, Bank BTN Punya Peluang Tingkatkan Ekspansi.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) telah  menuntaskan agenda penerbitan saham baru dengan skema hak memesan efek terlebih dulu (HMETD) atau rights issue dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 1,6 kali.

Analis menyebut kesuksesan itu disebabkan tingginya minat investor terhadap BUMN spesialis kredit perumahan ini. Tercapainya target penghimpunan dana Rp 4,13 triliun tersebut dinilai didukung tiga faktor. 

Pertama, dukungan penuh pemerintah selaku pemegang saham pengendali yang ditunjukkan dengan exercise seluruh rights sejak hari pertama pelaksanaan. Penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2,48 triliun mampu meyakinkan investor publik untuk ikut melaksanakan haknya.

Baca Juga: Rights Issue Bank BTN (BBTN) Oversubscribed 1,6 Kali

Kedua, strategi penetapan harga yang memberikan kesempatan investor untuk memetik cuan. Dengan harga pelaksanaan (exercise price) di Rp 1.200 dan pergerakan harga saham BBTN yang stabil di atas Rp 1.300, investor termotivasi untuk tebus rights.

BBTN meraup sekitar Rp 1,65 triliun dari investor non pengendali. 

“Harga sahamnya sendiri sudah undervalue, apalagi harga rightsnya. Rights issue ini menguntungkan semua pihak, baik BBTN sebagai yang punya hajat, pemerintah maupun investor publik. Semua cuan, semua happy,” kata analis MNC Sekuritas, Tirta Widi Gilang Citradi, Senin (9/1). 

Harga wajar BBTN, atau setara 1x PBV, berada di level Rp 2.030. Artinya, saat ini, saham BBTN diperdagangkan di 0,6x PBV.

Terlampau murah untuk ukuran bank dengan aset Rp 400 triliun dan diperkirakan (unaudited) meraih laba Rp 3 triliun untuk kinerja tahun 2022. Dengan rasio PBV di bawah 1x, BBTN jelas lebih menarik dibandingkan bank besar lainnya yang sudah mencapai PBV 2x- 4x. 

Baca Juga: Pelaksanaan HMETD Tinggal Sehari, Rights Issue BBTN Ditebus 86,75%

Ketiga, fundamental yang kokoh dan kinerja yang terus membaik. Investor melihat BBTN sudah berubah dan tidak lagi seperti dulu.

Manajemen kini lebih fokus pada pertumbuhan yang berkualitas dan menciptakan inovasi produk yang relevan dengan bisnis inti yakni di pembiayaan rumah tapak.

Dari sisi fundamental, BBTN berhasil menekan NPL dan telah mengeluarkan kredit macet senilai Rp 1 triliun dari neraca. Dana pihak ketiga pun juga membaik dengan lonjakan porsi dana murah (CASA) dibanding deposito.

Konsistensi dalam meningkatkan DPK berbiaya murah juga berdampak positif ke rasio intermediasi (loan to deposit ratio/LDR) yang kini anteng berada di bawah level 100%. DPK meningkat berkat strategi digitalisasi melalui mobile banking apps. 

Baca Juga: Aset BTN Diperkirakan Tembus Rp 400 Triliun Tahun 2022

“Statement wadirut (Nixon L.P Napitupulu) yang menyatakan BTN kembali ke khitah sebagai penyalur kredit rumah tapak menciptakan optimisme di kalangan pelaku pasar. Keputusan BTN menjauhi pembiayaan apartemen sudah tepat,” kata Tirta.

Pasca rights issue, publik kini menunggu gebrakan berikutnya dari BBTN. Dengan mengantongi dana segar Rp 4,13 triliun, BBTN punya ruang lebih besar untuk melipatgandakan pembiayaan.

Menurut Tirta, ini  menjadi kesempatan terbaik dalam mendukung agenda pemerintah untuk menekan angka backlog perumahan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×