Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi kredit usaha rakyat (KUR) baru mencapai Rp 177,5 triliun hingga September 2023. Penyaluran ini masih jauh dari target tahun ini, yakni Rp 297 triliun.
Itu berarti, di sisa tiga bulan terakhir tahun ini, penyaluran KUR masih sekitar 60% dari target. Oleh karena itu, pemerintah meminta akselerasi di kuartal IV-2023.
Di sisi lain, pemerintah juga ingin mempercepat penyaluran KUR dengan menambah anggaran bantuan sosial (bansos) sebesar Rp 13,39 triliun yang disebar salah satunya untuk percepatan penyerapan anggaran KUR sebesar Rp 297 triliun. Sejumlah perbankan pun telah menyiapkan berbagai strategi untuk menggenjot penyaluran KUR di sisa tahun ini.
Seperti PT Bank Negara Indonesia (BNI), dalam menjalankan program KUR di tahun 2023, perseroan menerapkan strategi dengan pendekatan value chain, akuisisi nasabah potensial, dan penerapan digitalisasi dalam proses pengajuan kredit, yang bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi pencairan kredit.
Baca Juga: Transisi Produk Perbankan Ke Digital, Kartu Kredit Digital Bisa Tekan Cost Bank
"Ini adalah langkah strategis guna memastikan UMKM dapat lebih mudah mengakses dana yang mereka butuhkan untuk pengembangan usaha mereka," ujar General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI, Sunarna Eka Nugraha kepada kontan.co.id, Kamis (26/10).
Hingga pertengahan Oktober 2023, BNI telah berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 14,7 triliun kepada 96,900 debitur UMKM dari alokasi yang diberikan Pemerintah di tahun 2023 sebesar Rp 18 triliun
"Prestasi ini menegaskan peran penting BNI dalam mendorong pertumbuhan sektor UMKM di Indonesia. Tahun 2023 juga menjadi momentum penting bagi BNI untuk terus mengokohkan komitmennya dalam mendukung sektor UMKM, terutama di sektor produksi," ujar Sunarna.
Dari data portofolio KUR BNI, terlihat bahwa sektor produksi telah menguasai pangsa pasar yang signifikan, yakni sebesar 42,5%. Sementara itu, sektor perdagangan juga tetap menjadi fokus utama dengan porsi sebesar 57,5%.
Seiring dengan upaya penyaluran tersebut, BNI juga berkomitmen untuk menjaga kualitas aset KUR. Salah satu caranya adalah dengan mendorong pelaku UMKM untuk meningkatkan inklusi keuangan melalui layanan BNI.
Direktur Bisnis Bank Sumsel Babel (BSB) Antonius Prabowo Argo juga mengatakan, penyaluran KUR tetap di optimalkan dan prioritaskan di sisa tahun ini.
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Sri Mulyani Minta Perbankan Percepat Penyaluran KUR
Hingga akhir September 2023 perseroan sudah menyalurkan KUR sebesar Rp 1,54 triliun, dan hingga 26 Oktober penyaluran KUR sudah mencapai Rp 1,7 triliun dari kuota yang diberikan pemerintah sebesar Rp 2,4 triliun. Artinya perseroan telah berhasil menyalurkan KUR 70,83% di sisa tahun ini.
Antonius menjelaskan, penyaluran KUR BSB dioptimalkan pada sektor ekonomi yang potensial seperti pertanian sebesar 57,54% dan perdagangan sebesar 26,24%.
Menurutnya, di sisa tahun ini BSB berupaya menggenjot penyaluran secara masif, dengan melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, BP2MI dan Koperasi Unit Desa (KUD), grebek pasar/canvassing di pusat komunitas UMKM dan sentra industri.
"Kami masih optimis dan mengoptimalkan potensi ekonomi yang ada di cabang untuk penyaluran KUR sampai dengan akhir tahun," tandasnya.
Sementara PT Bank Tabungan Negara (BTN) memiliki beberapa strategi dalam mencapai target KUR 2023, seperti program upselling, cross selling debitur KPR dan tabungan, bundling merchant agen QRIS atau EDC, kemitraan dengan mitra developer, swasta atau BUMN program ekosistem bisnis, dan menjalankan program referral unit kerja lain.
Selain itu, menjalankan program penyaluran KUR pada housing ecosystem dan pasar, serta perluasan channel KUR seperti pengajuan KUR melalui Kantor Cabang Pembantu (KCP) Mitra Unit UMKM, pengajuan KUR melalui BTN Properti, serta partnership dengan e-commerce.
Corporate Secretary BTN Ramon Armando mengatakan, penyaluran KUR BTN tahun 2023 sampai dengan Agustus 2023 sebesar Rp 1,007 triliun atau atau tercapai 50,35% dari kuota plafond KUR BTN sebesar Rp 2 triliun.
KUR BTN paling banyak disalurkan ke sektor perdagangan sebesar 42,64% dan sektor konstruksi sebesar 29,23%. Sedangkan penyaluran KUR ke sektor produksi sebesar 57,36%.
"Perubahan ketentuan penyaluran KUR 2023, seperti persyaratan calon penerima KUR tidak pernah mendapatkan kredit komersial juga mempengaruhi ekspansi Bank dalam menyalurkan KUR," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News