Reporter: Avanty Nurdiana, Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pengelola Statuter Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJBB) menegaskan skema besar dari restrukturisasi sudah final. Namun ada sejumlah perombakan di tataran yang lebih teknis.
Pengelola Statuter AJBB Bidang SDM, Umum, dan Komunikasi Adhie Massardi menyebut, skema besar restrukturisasi AJBB adalah lewat penerbitan promissory note dari PT Evergreen Invesco Tbk (GREN) yang kelak diserap Erick Thohir dan konsorsiumnya. "Namun penerbitannya kami tunda sementara karena ada beberapa usulan baru yang sedang diupayakan," kata dia, Senin (9/1).
Salah satunya AJBB ingin memiliki saham di PT Bumiputera Investama Indonesia (BII). Karena itu, masih ada negosiasi kepada para investor yang terlibat dalam proses restrukturisasi. BII adalah perusahaan yang membawahi sejumlah lini bisnis jasa keuangan warisan AJBB setelah restrukturisasi.
Bisnis itu termasuk PT Asuransi Jiwa Bumiputera (AJB) yang akan melanjutkan estafet bisnis asuransi jiwa dari AJBB. Usulan ini agar AJBB masih ada hubungan kepemilikan sah dengan bisnis jasa keuangan.
Selain itu dengan menggenggam saham tentu mendapat setoran dividen dari keuntungan BII. Adhie berharap kesepakatan tersebut disahkan dalam waktu dekat. "Porsi saham yang diajukan 5%-10%," kata dia.
Perusahaan properti
Irvan Raharjo, anggota Tim Advokasi Penyelamatan AJBB menyebut, dari informasi yang ia terima, masuknya Erick Thohir ke AJBB mendapat sokongan sejumlah konglomerasi di bidang properti. Maklum, AJBB memiliki aset properti yang strategis.
Kata Irvan, salah satu yang mendapat penawaran adalah Sinar Mas Group.
Gandi Sulistiyanto Managing Director Sinarmas Group mengatakan, Sinarmas memang pernah ditawari masuk dalam konsorsium sejak tahun lalu. Tapi, Sinarmas urung menanamkan dana lantaran tidak masuk hitungan bisnis. "Kami tidak melihat aset tapi kami melihat model bisnis," ujar dia.
Selain Sinarmas tentu masih ada beberapa investor lain yang telah digaet masuk konsorsium. Namun, Adhie tidak menyebutkan detail nama calon investor AJBB.
Ia menegaskan, para investor ini punya pandangan sama penyelamatan AJBB. Pertama menjamin terpenuhinya kewajiban kepada lebih dari enam juta pemegang polis. Kedua memastikan warisan AJBB sebagai pemain asuransi jiwa tetap dipertahankan. Ketiga, optimalisasi sumber daya manusia di perusahaan.
Proses perpindahan sebagian karyawan dari AJBB ke PT AJB dan PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera sudah dimulai. Sebanyak 1.200 karyawan termasuk dari bagian pemasaran bermigrasi ke kedua perusahaan tersebut.
Adhie bilang, karyawan yang bermigrasi mendapat tunjangan dua kali uang pesangon yang dibayar AJBB. Lalu, sebanyak 1.800 karyawan masih dipertahankan AJBB. Pasalnya operasional masih berjalan mulai penerimaan premi lanjutan sampai pembayaran klaim.
Adhie menjamin, manfaat dan hak yang diterima karyawan di AJBB tak berubah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News