kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Restrukturisasi Kredit Imbas Covid-19 Akan Ditarik, Perbankan Harus Kerek Pencadangan


Senin, 10 Januari 2022 / 06:40 WIB
Restrukturisasi Kredit Imbas Covid-19 Akan Ditarik, Perbankan Harus Kerek Pencadangan


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

Guna menjaga kualitas kredit, Bank Mandiri terus memantau secara intensif untuk debitur ex restrukturisasi covid-19. Sehingga dapat dilakukan upaya penyelamatan dengan lebih dini.

Dari sisi pertumbuhan bisnis, Bank Mandiri akan fokus menyalurkan kredit ke sektor ekonomi yang prospektif dan memiliki speed recovery yang baik terhadap dampak Covid-19.

“Selain itu, sebagai antisipasi perburukan lebih lanjut, bank juga telah melakukan pembentukan CKPN yang memadai khususnya pada debitur terdampak Covid-19,” katanya.

Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan Bank BRI menyatakan outstanding kredit restrukturisasi tercatat sebesar Rp 159,78 triliun. Angka ini telah menurun sebesar Rp 83,33 triliun dibandingkan dengan akumulasi restrukturisasi BRI sebesar Rp 243,08 triliun.

Baca Juga: Resmi! Semua Pinjol yang Terdaftar di OJK Sudah Kantongi Status Berizin

Adapun LAR BRI tercatat 24,29% dari outstanding per November 2021. Ia mengklaim dari LAR tersebut yang tergolong NPL relatif kecil, di kisaran 3%.

Guna menjaga kredit restrukturisasi agar kualitas kredit tidak menurun dan tidak menjadi NPL, BRI secara intens melakukan monitoring, baik secara onsite maupun offsite. Juga melakukan stress test secara berkala serta menerapkan early warning sign apabila terjadi pemburukan.

“BRI memproyeksikan tren restrukturisasi tahun 2022 akan terus melandai seiring pemulihan ekonomi nasional,” katanya kepada Kontan.co.id.

Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom menyatakan tren restrukturisasi BNI mengalami penurunan yang signifikan dan akan terus berlanjut. Penurunan restrukturisasi ini terjadi secara linier baik di segmen korporasi maupun UMKM.

“Di sisi lain, kuartal keempat tahun 2021, pertumbuhan kredit menunjukkan tren yang sangat menggembirakan. Hal ini turut menggerakkan ekonomi dan memberi optimisme kepada debitur restrukturisasi untuk kembali optimistis melanjutkan rencana ekspansinya. Loan at risk (LAR) pun juga menunjukkan tren serupa sehingga membuat BNI semakin percaya diri untuk ekspansi lebih berkualitas tahun depan,” jelasnya kepada Kontan.co.id.

BNI mencatatkan restrukturisasi Covid-19 turun dari Rp102,39 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp 79,38 triliun pada Nove,ber 2021. Sedangkan LAR BNI tercatat berada pada posisi 25,18%, turun dari posisi puncak restrukturisasi Desember 2020 yang tercatat 28,74%.

“Strategi pengelolaan yang telah dilakukan oleh BNI dalam menjaga kualitas kredit yang direstrukturisasi adalah dengan meningkatkan kualitas kredit melalui perbaikan manajemen risiko dan inisiatif: Pertama, Perbaikan end-to-end credit process baik segmen business banking maupun segmen Consumer, meliputi pipeline management, underwriting process dan monitoring,” paparnya.

Lalu, BNI Juga akan Evaluasi dan penyempurnaan proses pengelolaan LaR secara berkala. Juga melakukan monitoring kredit secara disiplin melalui review debitur watchlist atau LAR yang dilakukan secara periodik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×