kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rilis obligasi Rp 1,5 T, UOB perkuat kredit ritel


Selasa, 24 Februari 2015 / 14:10 WIB
Rilis obligasi Rp 1,5 T, UOB perkuat kredit ritel
ILUSTRASI. Jadwal lengkap kereta (KA) Prameks, Senin-Minggu, 11-17 September 2023


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Obligasi kembali jadi pilihan alternatif pendanaan bagi penyaluran kredit bank. Yang terbaru, Bank UOB Indonesia siap merilis obligasi senilai Rp 1,5 triliun dengan tajuk Penawaran Umum Obligasi I Bank UOB Indonesia tahun 2015.

Armand B. Arief, Presiden Direktur Bank UOB beralasan, obligasi merupakan prioritas utama sebagai alternatif pendanaan di tengah belum membaiknya persaingan likuiditas perbankan di Indonesia. "Apalagi pasarnya sedang baik," terang Armand, Selasa (24/2).

Dalam rencana UOB Indonesia, dana hasil penerbitan obligasi akan dipergunakan untuk meningkatkan aktiva produktif dalam bentuk pemberian kredit. Menurut Armand, salah satu penyaluran kredit yang diincar UOB Indonesia adalah kredit ritel yang memiliki marjin tinggi.

Tahun ini, Armand menambahkan, UOB Indonesia mengincar pertumbuhan kredit sedikit dibawah arahan regulator yang berada pada kisaran 15%-16%. "Karena kami lihat, ekspansi kredit di tahun ini tidak lebih baik dari tahun 2014," ucap Armand.

Safrullah Hadi Saleh, Direktur Finance & Corporate Services UOB Indonesia mengatakan, pertumbuhan kredit UOB Indonesia bakal berada sedikit dibawah arahan regulator. Pun begitu dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Meski begitu, Safrullah berharap, pertumbuhan DPK tetap harus lebih tinggi dari pertumbuhan kredit.

"Misalnya kredit tumbuh 9%, maka DPK harus tumbuh 10%. Intinya, kami harus menjaga level loan to deposit ratio (LDR) kami," ucap Safrullah. Saat ini, sekitar 75% portofolio kredit UOB Indonesia mengalir ke sektor ritel dan sisanya merupakan wholesale banking.

Iman Rachman, Direktur Mandiri Sekuritas menerangkan, obligasi UOB Indonesia ditawarkan dalam tiga tenor yakni 370 hari berkupon 8,6% sampai 9%, tiga tahun dengan kupon 9,4% sampai 9,8% dan lima tahun memiliki kupon 9,6% sampai 10%. "Kupon ini yang kami tawarkan sangat menarik dan obligasi ini telah memperoleh hasil pemeringkatan AAA (triple A) dari PT Fitch Ratings Indonesia," kata Iman.

Selain Mandiri Sekuritas, dalam penerbitan obligasi ini, UOB Indonesia juga menunjuk BCA Sekuritas, Indo Premier Securities, Standard Chartered Securities Indonesia dan UOB Kay Hian Securities sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. Sementara mengenai masa penawaran awal (book building) akan dilakukan pada 24 Februari-10 Maret 2015.

Target efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diperkirakan pada 20 Maret 2015, maka perkiraan masa penawaran umum pada 24-26 Maret dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia direncanakan pada 1 April 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×