Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga mobil baru sebagai imbas pelemahan rupiah dinilai bisa mengalihkan perhatian konsumen ke segmen mobil bekas, karena masyarakat bisa memiliki kendaraan dengan harga yang lebih murah. Hal ini bisa jadi stimulus bagi bisnis kredit mobil seken.
Meski bisnis bisa lebih ngegas, sejumlah perusahaan mengaku tak mau terlalu jor-joran. Pasalnya menurut Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim, ada sejumlah pertimbangan yang mesti diperhatikan pelaku usaha. Salah satunya adalah soal karakteristik nasabah di segmen ini.
Roni menyebut, secara alami risiko di bisnis kredit mobil bekas lebih tinggi ketimbang mobil baru. Soalnya mayoritas pembeli mobil seken adalah masyarakat yang baru pertama kali punya mobil. Kestabilan finansial dari segmen ini dinilai belum terlalu kuat.
Alhasil rasio non performing finance (NPF) di pembiayaan kendaraan roda empat bekas jadi lebih besar. Padahal pelaku pembiayaan termasuk BCA Finance disebutnya cenderung untuk lebih memperhatikan soal rasio kredit bermasalah. "Jadi kami juga harus makin selektif dalam menyalurkan pembiayaan," kata dia belum lama ini.
Terlebih rasio NPF perusahaannya memang menunjukan kenaikan. Yakni dari 1,05% di September 2017 menjadi 1,34% di September 2018. BCA Finance berupaya menekan rasio kredit bermasalah ke level 1% di akhir 2018.
Di sisi lain, bisnis pembiayaan mobil bekas tumbuh stabil di tahun ini. Kontribusi dari segmen ini masih berada di kisaran 30% dari total pembiayaan yang disalurkan BCA Finance sampai September 2018 yang mencapai Rp 25,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News