Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas valas makin mengetat, hal ini ditunjukkan dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai Juni 2018. Likuiditas valas perbankan yang mengetat bisa dilihat dari rasio kredit dibanding DPK (LDR) valas perbankan yang mengalami kenaikan.
Secara industri perbankan, rasio LDR valas sebesar 95,9% atau naik 890 bps secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode sama sebelumnya 86,99%.
Jika dilihat dari angka LDR valas, dari tiga kelompok bank yaitu bank BUMN, bank swasta dan bank asing, tercatat bank asing mempunyai LDR valas tertinggi disusul bank swasta dan bank BUMN
Sampai Juni 2018 bank asing mempunyai LDR valas 142,41%, bank swasta 93,22% dan bank BUMN 86,85%. Hampir seluruhnya kelompok bank ini mencatat kenaikan LDR valas. Artinya likuditas valas mengetat dibandingkan dengan periode sama 2017.
Namun bank asing sedikit berbeda, sampai Juni 2018 LDR valas bank asing 142,41% atau turun dibanding periode sama 2017 156,6%. Memang jika dilihat data industri perbankan, kelompok bank BUMN, swasta dan asing merupakan bank dengan pangsa pasar kredit dan DPK valas terbesar.
Untuk kredit valas, bank swasta merupakan kelompok bank yang paling getol menyalurkan kredit valas dengan pangsa pasar 47% dari total kredit valas perbankan. Disusul kemudian bank BUMN 36% dan bank asing 16%.
Dari sisi DPK valas, penguasa pasar masih dari bank swasta sebesar 49% dari total DPK valas perbankan, disusul bank BUMN 40% dan bank asing 10%.
Anton Gunawan Kepala Ekonom Bank Mandiri mengakui pada tahun ini, likuiditas valas memang agak ketat. "Hal ini tercermin dari suku bunga kredit dan deposito yang mulai naik," kata Anton, Kamis (31/8).
LDR valas juga tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan rupiah. Hal ini seiring dengan pertumbuhan kredit valas yang lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News