Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Selain dari jalan tol, transaksi e-money juga banyak disumbang dari pembayaran parkir (secure parking, angkasa pura, parkir Railink Bandara, dan parkir DKI).
Tak hanya itu, pembayaran transportasi umum seperti KRL, TransJakarta dan MRT juga ikut menyumbang pertumbuhan transaksi e-money. "Beberapa transaksi belanja di minimarket, pembelian bensin di SPBU Pertamina juga ikut menyumbang," lanjutnya
Melihat tren penurunan dana floating uang elektronik yang menurun secara industri, bank berlogo pita emas ini memandang hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh meningkatnya titik akseptasi uang elektronik, yang membuat penggunaan UE ikut meningkat dan tak hanya di perbankan saja.
Pun, menurutnya uang elektronik server based memang memiliki beberapa keunggulan dibanding uang elektronik berbasis kartu seperti lebih banyaknya jumlah merchant dan semakin tingginya kebutuhan transaksi masyarakat.
Baca Juga: Fintech aggregator AturDuit catatkan 12 juta pengguna per tahun
Sementara itu, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso Liem juga menyerukan hal serupa. Menurut catatan perusahaan, faktanya total transaksi uang elektronik BCA yang terdiri dari Flazz, Sakuku, KlikPay dan OneKlik tetap mengalami peningkatan.
"Transaksi uang elektronik BCA meningkat 60% jika dibandingkan dengan tahun lalu," terangnya. Bank swasta terbesar di Tanah Air ini juga menyatakan dari jumlah tersebut, sebanyak 98% berasal dari transaksi Flazz.
Santoso menambahkan, dari sisi nilai transaksi keseluruhan uang elektronik BCA juga ikut mengalami pertumbuhan hingga mencapai 59% secara yoy mencapai sebesar Rp 8 triliun. Dari nilai tersebut, sebanyak 63% bersumber dari transaksi Flazz yang didominasi sektor transportasi.