Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia memperkirakan bahwa Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,1 persen pada periode 2024-2026.
Proyeksi ini mencerminkan melunaknya ketentuan perdagangan serta adanya normalisasi menuju pertumbuhan tren yang lebih moderat.
Namun, perlambatan ini, ditambah dengan ketidakstabilan geopolitik, semakin memperjelas pentingnya industri asuransi dalam memberikan perlindungan terhadap risiko.
Baca Juga: Indonesia Re Ajak Mahasiswa Kupas Mitos dan Fakta Seputar Asuransi
Menyikapi tantangan tersebut, industri asuransi membutuhkan konsolidasi yang kuat untuk tetap bertahan. Kondisi ini merupakan tantangan besar, termasuk bagi Indonesia Re yang portofolionya masih didominasi oleh perjanjian Treaty Proportional dan lini bisnis harta benda (property).
Dalam rangka memperkuat hubungan dengan para mitra bisnis, Indonesia Re menyelenggarakan Indonesia Re Treaty Forum 2024 yang bekerja sama dengan AON pada 5 hingga 7 September 2024 di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Forum ini menjadi platform penting bagi Indonesia Re untuk menyampaikan kebijakan serta rencana strategis dalam menghadapi renewal program reasuransi otomatis (Treaty) tahun 2025 di bisnis reasuransi umum.
Baca Juga: AAUI: Pendapatan Premi Industri Reasuransi Rp 10,74 Triliun pada Semester I-2024
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khaira menegaskan, komitmen perusahaan untuk memperkuat hubungan dengan para mitra melalui forum tersebut.
"Kami percaya bahwa melalui diskusi terbuka dan kolaboratif, kita dapat bersama-sama menciptakan solusi yang lebih baik untuk menghadapi tantangan pasar reasuransi, khususnya dalam Treaty Renewal tahun 2025," ujar Delil dalam keterangan resminya yang diterima Selasa (1/10).
Indonesia Re akan melakukan evaluasi terhadap beberapa aspek penting dalam pembaruan perjanjian Treaty 2025.
Kebijakan yang diambil merupakan kelanjutan dari yang telah dilakukan di tahun 2024, namun dengan penegasan pada sejumlah ketentuan seperti jaminan Business Interruption dan penentuan Basis of Cover.
Selain itu, Indonesia Re juga memperkenalkan penguatan administrasi melalui digitalisasi dan transformasi, salah satunya melalui platform RIU Connect.
Delil menekankan bahwa inovasi dan transformasi digital merupakan kunci dalam menghadapi dinamika pasar yang semakin menantang.
Baca Juga: Peningkatan Klaim dan Tingginya Inflasi Medis, Begini Langkah Indonesia Re
"Kami terus berupaya meningkatkan daya saing melalui teknologi dan digitalisasi, serta menekankan pentingnya kerja sama dan konsolidasi di antara para pelaku industri asuransi untuk bertahan di tengah hardening market," jelasnya.
Dengan pengamatan mendalam terhadap tren pasar global, Indonesia Re menyatakan kesiapan menghadapi tantangan di pasar reasuransi global.
Melalui strategi yang tepat, Indonesia Re optimis dapat memberikan nilai tambah bagi para mitra bisnis dengan mengoptimalkan peluang yang ada dan menjaga stabilitas program reasuransi.
Forum ini diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan mitra bisnis dan memperkuat hubungan jangka panjang dengan Indonesia Re.
Baca Juga: Indonesia Re Gelar Sharing Session & Diskusi Intensif Risiko dan Cyber Insurance
Sinergi yang lebih baik dalam pengelolaan risiko dan penanganan klaim juga diharapkan tercipta melalui forum ini.
Dengan kesiapan menghadapi tantangan yang ada, Indonesia Re optimistis dapat terus menyediakan solusi reasuransi inovatif dan efektif bagi para mitranya, serta mendukung kolaborasi untuk menjaga kondisi pasar yang stabil dan menguntungkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News