Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh industri asuransi jiwa saat ini adalah performa buruk produk asuransi kesehatan individu (individual health insurance). Pemicunya, peningkatan klaim kesehatan, diiringi tingginya inflasi medis dalam beberapa tahun terakhir.
Penyebab utama adalah harga dasar (base pricing) yang terlalu rendah, penyesuaian tarif yang belum sesuai dengan inflasi medis, dan kebijakan underwriting yang kurang tepat. Selain itu, produk penyakit kritis (critical illness) juga menjadi sorotan.
Indonesia Re berupaya menghadapi tantangan industri asuransi jiwa di tahun 2024. Seperti peningkatan kualitas underwriting dengan mengembangkan dan menyebarkan praktik underwriting yang lebih ketat dan akurat. Sehingga dapat memperhitungkan variabel-variabel baru, seperti perubahan demografis dan peningkatan risiko kesehatan tertentu.
Baca Juga: Asuransi Kesehatan Perlu Pembenahan
BUMN ini juga berupaya menyesuaikan produk asuransi kesehatan individu untuk mencerminkan kondisi pasar saat ini dan kebutuhan konsumen, termasuk penawaran produk baru yang lebih fleksibel dan tersegmentasi.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat menekankan, perlunya diskusi antar perusahaan asuransi untuk memecahkan masalah bersama, “Yang paling penting untuk kita bangun adalah ekosistem asuransi, siapkan resolusi untuk potensial risiko yang akan terjadi, proses bisnisnya dipermudah dan efektif. Kita cari titik temu untuk menggarap ekosistem ini secara bersama," ujarnya dalam rilis ke Kontan.co.id, Jumat (20/9)
Dari internal Indonesia Re sendiri saat ini berusaha memaksimalkan utilisasi data, “Di Indonesia Re ini ada jutaan data yang terkumpul dan dikurasi. Tapi karena belum well structured, well stored, ini yang perlu diperbaiki, dan Indonesia Re tengah berusaha mencapai itu. Salah satu upaya yang dilakukan ialah digitalisasi bisnis.” ujar Delil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News