Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) membeberkan sejumlah tantangan yang berpotensi meningkatkan rasio kredit macet hingga akhir 2025.
Direktur Teknologi Informasi Samir Andreas mengatakan tantangan secara umum berasal dari fluktuasi ekonomi dan daya beli masyarakat.
"Hal itu menjadi faktor yang perlu diperhatikan, terutama menjelang akhir tahun ketika pola konsumsi dan kebutuhan masyarakat berubah," ungkapnya kepada Kontan, Sabtu (11/10).
Baca Juga: Ini Peluang dan Tantangan yang Dihadapi Fintech Samir hingga Akhir 2025
Meski kondisi saat ini relatif stabil, dia mengatakan Samir akan tetap berhati-hati dengan menerapkan prinsip responsible lending. Dia bilang hal itu sesuai dengan fokus Samir guna menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan kualitas portofolio agar tetap sehat dan berkelanjutan.
Guna mengantisipasi tantangan itu, Samir menerapkan sejumlah strategi agar rasio kredit macet tetap terjaga.
Andreas bilang strateginya adalah menempatkan manajemen risiko sebagai prioritas utama yang mencakup penggunaan data analytics dan machine learning untuk menilai profil risiko calon peminjam secara lebih akurat, serta pemantauan portofolio yang dilakukan secara berkala.
Baca Juga: Tanggapi POJK UMKM, Samir Siap Sesuaikan Rencana Penyaluran dan Pelaporan
"Selain itu, kolaborasi dengan mitra pendana dan lembaga keuangan juga menjadi bagian penting dalam memastikan kualitas pembiayaan tetap sehat," ujar Andreas.
Sebagai informasi, jika menilik situs resmi perusahaan, Samir mencatatkan Tingkat Keberhasilan Bayar atau TKB90 sebesar 99,38% per 11 September 2025. Adapun total pendanaan sejak awal berdiri telah mencapai Rp 3,94 triliun.
Selanjutnya: Hoi An di Vietnam Destinasi Musim Dingin Paling Murah di Dunia, Bali Masuk Tiga Besar
Menarik Dibaca: Lapar Tengah Malam? Ada Promo HokBen Special Deals 24 Jam Makan Berdua Hemat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News