kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Satelit baru BRI bakal tambah kapasitas bandwith hingga 155 GB di 2023


Senin, 23 September 2019 / 17:40 WIB
Satelit baru BRI bakal tambah kapasitas bandwith hingga 155 GB di 2023
ILUSTRASI. BRIsat - satelit BRI


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI, anggota indeks Kompas100) berencana memiliki satu satelit tambahan, selain BRISat yang meluncur pada 2016 silam. Tujuannya agar BRI memiliki jangkauan bisnis yang lebih luas lagi.

Direktur Operasi dan Informasi Teknologi BRI Indra Utoyo menyatakan dengan adanya satelit baru ini maka BRI akan memiliki tambahan kapasitas bandwidth. Saat ini, lewat BRISat, Bank dengan aset nomor wahid ini memiliki bandwith sebesar 4 giga byte (GB).

Baca Juga: Bank Mandiri gandeng Perumnas sediakan program KPR

“Harapannya dengan teknologi (satelit) baru ada partner yang bisa memberikan teknologi yang lebih efisien dengan high throughput satelite (HTS). Itu bisa jadi 155 GB,” ujar Indra sela-sela Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2019 pada Senin (23/9).

Lanjut Indra terdapat sekitar 15 perusahaan yang akan menjalankan tender satelit kedua BRI ini. Namun Ia tidak merinci nama-nama perusahaan yang akan ikut tender ini. Lantaran hal ini dikelola dan akan dipilih oleh Satkomindo. BRI hanya memberikan saran saja.

“Harapannya sudah ada nama perusahaan yang akan menjalankan tender ini pada tahun depan. Karena targetnya satelit ini 2023. Kalau dia baru, maka butuh waktu persiapan selama tiga tahun,” jelas Indra.

Terkait dana investasi satelit baru ini, Indra bilang tidak akan datang dari BRI. Nantinya Satkomindo bisa menggunakan berbagai macam pendanaan seperti mencari investor sendiri.

“Jadi di kelola sebagai sebuah bisnis satelit. Karena dia memiliki lisensi sendiri,” tambah Indra.

Baca Juga: Fineoz perkenalkan produk AIcheck dan AIscore di Indonesia Fintech Summit & Expo 2019

Sebelumnya, Anggota Badan Regulasi dan Telekomunikasi Indonesia (BRTI) I Ketut Prihadi Kresna menjelaskan kepada Kontan.co.id bahwa pengoperasian satelit BRI yang tergolong izin sebagai penyelenggara telekomunikasi khusus hanya dapat digunakan untuk keperluan operator sendiri.

Regulasi tersebut tercantum dalam PP 52/200 tentang telekomunikasi, dan Peraturan Menteri Kominfo 6/2016 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus untuk Keperluan Instansi Pemerintah atau Badan Hukum.

Sementara satelit baru ini kelak akan menempati slot orbit kosong yang dimiliki BRI di 103 Bujur Timur (BT) Dan akan beroperasi di spektrum L Band (1GHz-2Ghz). Satelit ini akan berjenis high throughput satelite (HTS) berkapasitas tinggi hingga 100GBit/s.

Salah satu keinginan BRI untuk menambah kepemilikan satelitnya guna menopang bisnis di segmen kredit UMKM. Satelit baru ini kelak akan menopang kinerja BRISat, satelit BRI yang diluncurkan pada 2016. BRISat mengorbit di 150,5 BT dan beroperasi di spektrum frekuensi C Band (4GHz-8GHz), dan Ku Band (12GHz-18GHZ).

Direktur Utama BRI Suprajarto sebelumnya juga menyatakan BRI memang membutuhkan satelit yang beroperasi di spektrum L Band. Ini sesuai dengan ekspansi digital BRI melalui aplikasi BRISPOT.

Baca Juga: Dikabarkan akan dimerger dengan DANA, ini kata OVO

“Sebagai bank yang serius menggarap segmen UMKM, penggunaan spektrum frekuensi L BAnd akan lebih efektif dan akurat dalam komunikasi sehingga potensi bisnis juga makin besar,” katanya.

Melalui BRISPOT, BRI dapat memproses pengajuan kredit bahkan di lokasi terpencil sekalipun. Sebab BRISPOT dilengkapi fitur geotagging yang bisa mendokumentasikan titik lokasi nasabah secara akurat saat proses kredit.

Nah, fitur seperti itu makin mumpuni jika terkoneksi dengan satelit L Band. Sebab, spektrum frekuensi L Band memang biasa dimanfaatkan untuk perangkat telekomunikasi bergerak (mobile device) seperti ponsel GSM maupun GPS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×