kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SBI Asing Capai Rp 71,8 Triliun


Rabu, 14 April 2010 / 15:13 WIB
SBI Asing Capai Rp 71,8 Triliun


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Johana K.

JAKARTA Posisi asing di instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) semakin membludak. Data BI per 9 April 2010 mencatat, nilai kepemilikan asing di SBI mencapai Rp 71,8 triliun. Membanjirnya dana asing yang menyerbu SBI ini menjadi salah satu faktor pengerek nilai tukar Rupiah hingga mencapai Rp 9.035 per 9 April lalu.

Direktur Riset Ekonomi dan Moneter BI Perry Warjiyo mengungkapkan, fenomena arus modal asing bukan hanya terjadi di Indonesia. "Di negara lain juga terjadi hal yang sama, sehingga mata uang negara-negara lain juga mengalami penguatan," ujarnya di Jakarta, Rabu (14/4).

Di bandingkan negara-negara regional, penguatan Rupiah termasuk yang paling minim. Ringgit Malaysia melejit hingga 2,12%. Lalu Peso Philipina menguat 1,12%, kemudian Dollar Singapura naik 0,53%.

Selain faktor serbuan dana asing di SBI, asing juga menyerbu instrumen SUN. Kepemilikan asing di SUN di periode yang sama mencapai Rp 136,5 triliun.

Perry menuturkan, kebijakan BI memperpanjang profil jatuh tempo SBI dari jangka pendek menjadi jangka menengah, kepemilikan asing di SBI mulai banyak bergeser ke instrumen bertenor menengah yakni tiga dan enam bulan.

"Dari total kepemilikan SBI asing sebesar Rp 71,8 miliar, sebanyak Rp 53 triliun adalah SBI bertenor tiga bulan. Bandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yang masih sebesar Rp 10,5 triliun," kata Perry.

Sedangkan, posisi asing di SBI bertenor satu dan dua bulan nilainya mencapai Rp 15,4 triliun. Untuk SBI bertenor enam bulan baru sebesar Rp 3,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×