Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia telah resmi meluncurkan QR Code Indonesian Standard (QRIS) sejak awal tahun 2020. Acuan baku ini telah diterapkan oleh perbankan dan penyelenggara keuangan elektronik berbasis server.
PT CIMB Niaga Tbk mengakui terjadinya transaksi QRIS yang cukup bagus sepanjang implementasi inisiatif bank sentral itu. Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan secara tahunan transaksi QRIS tumbuh dobel digit.
Kendati demikian, Ia mengakui transaksi nasabah belum mendominasi total transaksi digital banking yang terjadi di CIMB Niaga. Lani mengklaim QRIS tetap tumbuh dan kontribusinya masih 10% dari total transaksi.
Baca Juga: Ini alasan fintech lending syariah jauh tertinggal dibanding pemain konvensional
“Semoga bisa tumbuh terus, sejauh sosialisasi QRIS juga secara konsisten terus dilakukan bersama oleh pelaku usaha, dan juga pemerintah. Sebagai cara pembayaran yang lebih sehat di tengah pandemi,” ujar Lani kepada Kontan.co.id pada Minggu (6/12).
Begitu pun dengan Mandiri Syariah yang juga berperan menerapkan QRIS sejak awal tahun. Riko Wardhana, Group Head Sales and Partnership Group Mandiri Syariah menyatakan Hingga November 2020, Mandiri Syariah mencatat jumlah transaksi QRIS sebesar 259.000 transaksi dengan volume mencapai Rp 17,9 miliar dan pertumbuhan tiap bulan rata-rata 32%.
“Sejak diimplementasikan di awal 2020, Mandiri Syariah merupakan bank syariah pertama yang mengimplementasikan QRIS. Dan saat ini Mandiri Syariah telah bekerja sama dengan lebih dari 23.000 merchant baik merchant komersial, lembaga pendidikan, sosial termasuk masjid,” tutur Riko kepada Kontan.co.id.
Ia menyatakan hingga akhir 2020 anak perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini berharap jumlah transaksi QRIS mencapai 300.000 transaksi dengan volume mencapai Rp 20 miliar. Begitupun dengan 2021, Mandiri Syariah akan terus meningkatkan transaksi seiring penambahan jumlah merchant.
Baca Juga: AJB Bumiputera berjanji membayar klaim polis di bawah Rp 10 juta
“Upaya yang akan kami lakukan antara lain menjalankan strategi dengan mengedepankan mesjid dan lembaga ZIS sebagai center digital ekonomi syariah. Mendukung digitalisasi usaha menengah kecil dan mikro (umkm),” tambah Riko.
Ia menambahkan akan mengembangkan terus layanan QRIS sesuai dengan arah inovasi BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Misalnya pengembangan model QRIS customer present mode (cpm) dan crossborder.