Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebelum era bank digital dimulai, berbagai bank telah mencuri start meluncurkan produk digital lending. Lewat produk ini, perbankan memberikan kredit kepada para nasabah dengan proses digital jauh dari kata konvensional.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) misalnya telah memperkenalkan platform Ceria sejak akhir 2019. Hingga akhir 2020 lalu, penyaluran kredit lewat Ceria memiliki outstanding senilai Rp 21,2 juta dengan sales volume sebesar Rp 61 miliar. Pengguna Ceria ini telah mencapai 11.676 di pengujung tahun lalu.
Direktur Konsumer BRI Handayani menyatakan lanskap finansial Indonesia berubah ketika digital banking menjadi katalisator perubahan pilihan dan perilaku nasabah. Peta jalan strategi konsumer banyak ditata ulang menghadapi perubahan ini baik dari sisi konsumen dan kompetisi.
“Namun justru perubahan ini membuat perkembangan consumer loan mengalami percepatan dengan kecepatan dan efisiensi. Ini yang membuat perkembangan consumer loan akan semakin cepat bagi perbankan yang mampu mengantisipasi perubahan ini,” ujar Handayani kepada Kontan.co.id pada Jumat (12/3).
Baca Juga: Ada Biaya Administrasi (MDR) di Ketukan E-Money
Melihat hal itu, bank dengan aset nomor wahid ini menargetkan setidaknya terjadi pertumbuhan dobel digit digital lending di 2021. Guna mencapai tersebut, BRI akan melakukan integrasi dan sinergi dengan major platform untuk mendukung tumbuhnya ekosistem inklusi finansial. “Kami berupaya menciptakan customer journey yang mudah dan nyaman bagi para nasabah melalui digital onboarding yaitu CERIA dan Pay Later. Nasabah dapat mengajukan pinjaman di mana saja dengan proses yang lebih cepat,” tambah dia.
Apalagi bunga pinjaman yang ditawarkan oleh Ceria 1,42% per bulan. Dia menyatakan sumber dana pada penyaluran digital lending ini berasal dari dana pihak ketiga (DPK) milik bank.
Selain platform Ceria, BRI juga menyalurkan digital lending melalui Traveloka PayLater. Hingga akhir tahun outstanding sebesar Rp 342,2 juta dengan sales volume sebesar Rp 680 miliar dari 44.819 pengguna.
Baca Juga: Ancang-ancang Taper Tantrum, Jebakan Banjir Likuiditas dari Amerika
Tak mau kalah dengan induk perusahaan, PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) juga memiliki platform digital lending lewat aplikasi Pinang. Pinjaman ini memiliki bunga pinjaman sebesar 1,24%.
Direktur Utama BRI Agro Ebeneser Girsang bilang total penyaluran kredit lewat Pinang hingga 2020 mencapai Rp 70,6 miliar. Kredit itu disalurkan ke segmen konsumer untuk individual.
“Prospek kredit konsumer 2021 dengan adanya Covid-19 masih dilakukan secara prudent. Untuk pertumbuhan kredit dilakukan secara moderat dengan melakukan pemasaran kepada whitelist sesuai dengan credit scoring dan meningkatkan pemasaran melalui cara digital,” ucap Ebeneser kepada Kontan.co.id pada Jumat (14/3).
Dia menyebut sumber dana pada digital lending ini juga menggunakan DPK bank. Selain itu, BRI Agro juga bekerjasama dengan fintech sebagai lender atau penyedia dana. Untuk dana yang digunakan dalam penyaluran partnership itu juga menggunakan DPK bank.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 mengubah cara pandang akan pentingnya pengelolaan keuangan
Tak hanya bank kelas kakap, bank kecil seperti PT Bank Sahabat Sampoerna juga telah memiliki digital lending lewat platform PDaja.com. Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna Henky Suryaputra menyatakan tetap menyalurkan kredit baru di tengah pandemi lewat platform digital ini.
“Sepanjang tahun 2020, PDaja telah menyalurkan kredit ratusan miliar, meskipun mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019. Kredit ini disalurkan kepada ratusan debitur yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” papar Henky kepada Kontan.co.id pada Jumat (12/3).
Dia menyatakan, PDaja.com optimistis dapat menyalurkan kredit dengan tingkat pertumbuhan di atas 20% di 2021. Target itu sesuai dengan harapan bahwa kondisi ekonomi akan mengalami perbaikan sejak dimulainya vaksinasi Covid-19.
Oleh sebab itu, Bank Sampoerna telah menyiapkan strategi untuk mengejar target itu. Mulai dengan melakukan pengembangan web site PDaja.com yang lebih user-friendly. Selain itu, Pdaja.com saat ini telah hadir di 5 kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Medan, Pekanbaru, Surabaya dan Makasar.
“Kredit yang disalurkan Pdaja.com bersumber dari DPK Bank Sahabat Sampoerna. Produk yang disalurkan adalah kredit multiguna yang dapat digunakan untuk keperluan konsumtif dan produktif usaha debitur,” tambah Henky.
Dia bilang produk ini memiliki keunikan tersendiri karena mampu menyasar berbagai segmen yang ada di masyarakat Indonesia, mulai profesional, karyawan hingga pengusaha. Adapun bunga pinjaman yang diberikan sebesar 1,5% per bulan.
Baca Juga: Perkuat modal untuk jadi bank digital, Bank Capital (BACA) akan lakukan rights issue
Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah menyiapkan anak usaha PT BCA Digital dalam menggarap segmen digital lending. Tak lama lagi, bank yang merupakan transformasi dari Bank Royal itu akan segera meluncur ke publik.
“Salah satu anak perusahaan BCA yakni BCA Digital, saat ini tengah menyiapkan dan mengembangkan infrastruktur sekaligus ekosistem yang terintegrasi dan mendukung segala aktifitas produk, layanan, keamanan, kenyamanan transaksi perbankan di BCA Digital agar dapat memberikan service excellence kepada nasabah,” ujar Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim kepada Kontan.co.id pada Jumat (12/3).
Vera menambahkan, tidak hanya untuk milenial, BCA Digital juga hadir bagi masyarakat yang sudah terbiasa dan lebih memilih bertransaksi dengan teknologi digital (digital savvy). “Untuk fase awal peluncuran, BCA Digital akan fokus pada funding service terlebih dahulu yang akan memfasilitasi berbagai transaksi perbankan digital melalui aplikasi digital berbasis smartphone, sekaligus meningkatkan jumlah customer base kami,” tambah Vera.
Dia bilang nantinya, BCA Digital akan memperluas layanan perbankan digital lainnya kepada masyarakat khususnya menyasar pada segmen individual, individual bisnis, UMKM, dan juga retail.
“Selain itu, melalui BCA Digital ini, kami ingin memastikan dari segi keamanan, kenyamanan dan experience (pengalaman) nasabah berjalan dengan optimal sehingga pada akhirnya dapat memberikan nilai tambah dalam menjawab kebutuhan finansial masyarakat modern,” pungkas dia.
Baca Juga: Tren Ekonomi Digital, Perbankan Gencar Mengembangkan Super App
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News