kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah bank besar optimistis penyaluran kredit bisa tumbuh lebih tinggi di 2022


Kamis, 28 Oktober 2021 / 06:40 WIB
Sejumlah bank besar optimistis penyaluran kredit bisa tumbuh lebih tinggi di 2022


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

“Didukung ekspansi debitur top tier segmen korporasi, kemudian kredit segmen menengah yang diperkiraan diproyeksi tumbuh positif lalu konsumer. Dengan adanya upaya pemerintah disertifikasi ekonomi, kami optimis tahun depan akan ada peningkatan dari industri pengolah, pertanian, perkebunan, dan perikanan,” katanya. 

Penanganan Covid-19 yang membaik telah membuat pertumbuhan permintaan kredit perbankan jadi positif sejak juni. Respon dunia usaha seperti manufaktur, perdagangan, keuangan, pasar modal, migar, dan telekomunikasi tunjukan arah pertumbuhan bisnis yang positif,” tuturnya.

Ia yakin target net interest margin (NIM) yang ditetapkan di awal tahun bisa tercapai. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan akan menjaga NIM di kisaran 4,7% hingga 4,9% di akhir 2021. 

“Strateginya kombinasi pendapatan kredit dan efisiensi biaya dana. Yield aset kami proyeksikan stabil dengan tambahnya utilisasi kredit baru dari debitur top tier, mengingatkan kredit konsumer berbasis digital seperti paylater,” jelasnya. 

Selain itu, BNI juga akan melanjutkan efisiensi biaya dana atau cost of fund (COF). Terlebih pencapaian COF pada kuartal ketiga 2021 berada pada level terendah dalam 10 tahun terakhir. Oleh sebab itu, BNI akan terus memperkuat dana murah atau current account and saving account (CASA). 

Langkah ini bisa menjadi pondasi yang kuat dalam menyalurkan kredit. Dalam sembilan bulan pertama 2021 ini, BNI mencatatkan NIM di level 4,8%. Pencapaian itu membaik dibandingkan posisi yang sama tahun lalu di level 4,3%. Sedangkan rasio CASA terus naik dari 65,4% di September 2020 menjadi 69,7% di September 2021.

Sedangkan Bank Central Asia (BCA) berhasil mengantongi laba  sebesar Rp 23,2 triliun sampai dengan September 2021. Nilai itu naik 15,8% yoy. Jika dibandingkan secara kuartal ke kuartal, laba Bank BCA di kuartal III naik 17,9% dari Rp 7,41 triliun jadi Rp 8,74 triliun. 

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, kenaikan laba  karena ada penurunan biaya operasional dan biaya provisi.  

Sementara itu, penyaluran kredit baru tercatat lebih tinggi dibandingkan tingkat pelunasan (loan repayment), sehingga total kredit BCA tumbuh 4,1% yoy menjadi Rp 605,9 triliun pada September 2021. 

Baca Juga: Catatkan kinerja solid hingga kuartal III-2021, berikut rekomendasi saham BBNI

Pertumbuhan kredit ditopang oleh membaiknya permintaan dari segmen korporasi dan kredit pemilikan rumah (KPR). Penyaluran kredit pada kedua segmen tersebut masing-masing naik 7,1% yoy dan 6,5% yoy yakni mencapai Rp 269,9 triliun dan Rp 95,1 triliun. 

Hal ini berkat perpanjangan relaksasi pajak pada sektor properti dan otomotif yang turut menjaga daya beli masyarakat. Bersamaan dengan stimulus pemerintah, BCA menyelenggarakan KPR BCA OnlineExpo dari 9 September hingga 10 Oktober, setelah sebelumnya digelar di sepanjang Juli 2021.  "Rata - rata per bulan tahun 2021 bisa melebihi sebelum Covid-19," ungkapnya.

Pada awal Covid-19, KPR turun dari rata - rata Rp 2 triliun menjadi Rp 800 miliar per bulan. Namun melalui pameran virtual itu, penyaluran KPR menyentuh Rp 15 triliun selama tiga bulan berjalan. 

Kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) juga mampu tumbuh 1,5% yoy menjadi Rp 185,4 triliun. Sementara, kredit kendaraan bermotor (KKB) masih terkontraksi 7,6% yoy menjadi Rp 35,6 triliun. 

Adapun Bank Tabungan Negara (BTN) mampu membukukan laba bersih  Rp 1,51 triliun hingga sembilan bulan di 2021,  naik 35,32% yoy. Pertumbuhan laba bersih itu sejalan dengan meningkatnya  pendapatan margin bunga bersih (NIM) menjadi 3,52% dari 3,13% pada kuartal III 2020. 

Adapun total outstanding kredit dan pembiayaan BTN per akhir September 2021 mencapai Rp 270,27 triliun, naik 6,03%  yoy.

Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo mengatakan, kredit diproyeksikan tumbuh 7% yoy di 2021. Tahun depan proyeksinya naik 10%-12% yoy.    

Selanjutnya: Lebih rendah, OJK perkirakan kredit perbankan hanya akan tumbuh 4%-5% pada tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×