Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang tahun 2020, sejumlah bank besar membidik kenaikan pendapatan dua digit. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa strategi dan inovasi telah disiapkan.
Beberapa bank besar yang telah menyiapkan strategi adalah Bank Negara Indonesia (BNI), Bank CIMB Niaga, serta Bank Mandiri.
Bank BNI menargetkan pertumbuhan kredit konsumer tumbuh dua digit di tahun depan, sama seperti perkiraan pertumbuhan hingga akhir tahun ini. Target pertumbuhan tersebut nantinya akan turut ditopang oleh program promosi dari Bank BNI kepada nasabah.
Baca Juga: Teknologi digital berkontribusi signifikan terhadap efisien perbankan
"Tentu program promosi yang tepat sasaran juga ikut menopang pertumbuhan kredit konsumer BNI pada prognosa level double digit tahun ini dan perkiraan 2020 nanti," ujar Anggoro Eko Cahyo selaku Direktur Bisnis Konsumer BNI saat dihubungi Kontan, pada Jumat (13/12).
Selain pricing yang kompetitif dan taktis agresif masuk ke segmen pasar yang tepat, pertumbuhan kredit tersebut juga tek lepas dari penyediaan skim produk konsumer yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Sampai November 2019 kemarin, perkembangan kredit konsumsi BNI terbilang tumbuh stabil. Untuk proyeksi akhir tahun sendiri, pertumbuhan kredit diprediksi berkisar pada angka 5,0%.
Sementara itu, pada kuartal III kredit konsumer BNI tumbuh 8,6% dari sebelumnya Rp 77,038 Miliar, menjadi Rp 83,644 Miliar di tahun ini. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh produk kredit pemilikan rumah (KPR).
Baca Juga: Kinerja moncer sejak awal tahun, penghuni Indeks IDXGrowth30 ini layak koleksi
KPR ini memberikan porsi tertinggi terhadap pertumbuhan kredit dengan jumlahnya yang mencapai Rp 43,067 Miliar, atau naik 9,5% secara year on year (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dilihat berdasarkan komposisi, produk KPR juga memberikan porsi terbanyak ke total konsumer pada kuartal ketiga tahun 2019, yaitu sebesar 51,5%.
Sama halnya dengan Bank BNI, demi meningkatkan produk konsumer pada tahun 2020 mendatang, Bank CIMB Niaga juga targetkan portofolio kredit double digit atau tumbuh di atas 10% tahun depan.
Director of Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan melihat prospek kredit konsumer di tahun depan masih positif, terutama untuk kredit kepemilikan rumah (KPR). Ia memandang bahwa market masih cukup besar bagi CIMB Niaga di tahun depan.
Baca Juga: Garap bisnis pembiayaan, OVO beri pinjaman hingga Rp 500 juta
"Kami masih positif karena market cukup besar bagi kami. Walaupun perkiraan bahwa property market akan tidak banyak berubah, tetapi tetap cukup besar untuk disasar," ungkap Lani.
Pada tahun depan juga, Lani menyatakan bahwa CIMB akan berfokus untuk terus meningkatkan customer experience, yaitu dengan menyediakan proses yang cepat dan simpel. Fokus costumer experience ini pun tidak hanya ditujukan bagi konsumer saja.
"Rata ke KPR, KK, dan KPM. Sebagai bagian dari customer loyalty," kata Lani.
Peningkatan costumer experience itu sendiri dilakukan sebagai strategi untuk mengejar target portofolio double digit di tahun depan. Selain itu, Lani juga menargetkan angka pertumbuhannya bisa di atas 10%.
Sampai November 2019 kemarin, progress kredit konsumsi di CIMB Niaga terbilang cukup baik. Portofolio kredit pemilikan rumah (KPR) mereka tumbuh 13%, kartu kredit berada pada angka 11%, kredit pemilikan mobil (KPM) terbilang baik, serta sales naik hampir 50%.
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri prediksi neraca dagang bulan November 2019 surplus
Meskipun portofolio kredit saat ini masih single digit, tetapi portofolio tersebut terbilang sangat sehat. Untuk akhir tahun sendiri, Lani memproyeksikan pertumbuhannya akan double digit minimal 11-12%.
Jika dua bank besar sebelumnya tidak berencana membuat inovasi baru demi pertumbuhan kredit konsumer pada 2020 mendatang, berbeda halnya dengan Bank Mandiri.
Jelang tahun baru, Bank Mandiri melakukan beberapa inovasi baru untuk mendorong pertumbuhan kredit konsumer. Salah satu inovasi yang digagas adalah melakukan kerja sama atau channeling dengan beberapa e-commerce.
Direktur Consumer & Retail Transaction Hery Gunardi mengatakan, kerja sama tersebut dilakukan demi mempermudah nasabah dalam melakukan pengajuan kredit kendaraan bermotor (KKB). Dengan begitu, nantinya nasabah dapat mengajukan KKB di mana saja tanpa harus datang ke cabang.
Baca Juga: Perang dagang mereda, IHSG diproyeksi menguat
"Guna memudahkan nasabah melakukan pengajuan KKB (kredit kendaraan bermotor), Bank Mandiri juga akan melakukan kerja sama channeling dengan beberapa e-commerce antara lain belimobilgue.co.id dan carsome.com," jelas Hery.
Tak hanya itu, di tahun depan Bank Mandiri juga akan meluncurkan platform digital yang dapat memudahkan nasabah payroll Bank Mandiri untuk merencanakan keuangan masa depannya.
Hal tersebut dilakukan dengan dukungan produk-produk kredit konsumer Bank Mandiri yang dilengkapi dengan limit indikatif di dalamnya. Nantinya, produk tersebutlah yang dapat menunjang perencanaan keuangan nasabah.
Baca Juga: Mengulas strategi bank kecil dan menengah di tahun 2020
Hery juga mengatakan bahwa tahun depan Bank Mandiri akan fokus pada pertumbuhan kredit di segmen payroll based loan. Fokus tersebut dilakukan sejalan dengan bisnis payroll Bank Mandiri yang dinilai cukup besar.
Di sisi lain, Bank Mandiri merasa optimis bahwa pertumbuhan kredit konsumer di tahun 2020 mendatang minimal akan sama seperti tahun ini, yaitu mencapai 11-12%. Nantinya, kredit konsumer ini diharapkan dapat berkontribusi sekitar 25% terhadap baki debit kredit Bank Mandiri.
Tentu saja pertumbuhan kredit di tahun depan tak lepas dari tren penurunan suku bunga dan juga membaiknya prospek ekonomi. Namun, sejalan dengan berbagai inovasi yang akan dilakukan, Bank Mandiri merasa dapat mencapai angka tersebut di tahun depan.
Baca Juga: Kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 1.068 triliun
Hingga September 2019, portofolio kredit konsumer Bank Mandiri mencapai Rp 162 Triliun, atau tumbuh sekitar 10,5% year on year (YoY) dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Prediksi hingga akhir tahun 2019 nanti, kredit konsumer Bank Mandiri diperkirakan mencapai Rp 170 Triliun, atau tumbuh sekitar 12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News