Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank besar terus melakukan pengembangan digitalisasi layanan dan penguatan dari sisi keamanan seperti cybersecurity. Belanja modal atau capital expenditure (capex) pun telah dianggarkan cukup besar untuk tahun 2023 ini.
Seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mengalokasikan lebih dari Rp 2,5 triliun untuk belanja modal atau capex IT di tahun ini. Jumlah ini meningkat dari alokasi capex IT di tahun 2022 sebesar Rp 2,2 triliun.
Direktur IT Bank Mandiri Timothy Utama menyampaikan, pihaknya akan terus meningkatkan kapabilitas RASS (Reliability, Availability, Security & Scalability) sistem antara lain melalui peningkatan kapasitas IT untuk fit for growth dengan kebutuhan bisnis serta modernisasi teknologi jaringan dan keamanan secara end-to-end.
"Kami juga akan tetap agresif melanjutkan inisiatif teknologi dan digital, yang utama tentunya tetap fokus pada Livin, Kopra, smart branch dan juga penguatan business process serta banking operational," kata Timothy kepada kontan.co.id, Sabtu (28/1).
Baca Juga: Dapat Dana Segar Rp 4,13 Trliun, Sri Mulyani Tekankan Hal Ini ke Bank BTN
Timothy menyebut, alokasi capex tersebut tentunya bisa bertambah sesuai dinamika kebutuhan pengembangan teknologi di tahun 2023.
Pertumbuhan transaksi digital Bank Mandiri saat ini mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Hal ini salah satunya ditandai dengan kenaikan transaksi melalui channel digital Livin' by Mandiri yang mencapai lebih dari 60% di tahun 2022. Jumlah pengguna channel digital pun meningkat hampir 2 kali lipat dan pihaknya perkirakan akan tumbuh semakin tinggi di tahun-tahun berikutnya.
"Kami sudah mengantisipasi lonjakan tersebut sejak beberapa tahun lalu dan kami sudah melakukan berbagai upaya untuk mempersiapkan kapasitas pemrosesan transaksi yang tinggi. Tahun ini kami bisa melayani sampai dengan 30 ribu transaksi per detik dan kami akan persiapkan sistem kami untuk bisa mencapai 2 kali lipat untuk mengantisipasi lonjakan transaksi di tahun 2024," jelasnya.
Lebih lanjut Timothy menuturkan, untuk alokasi investasi tahun 2022 lalu terserap terutama untuk mendukung suksesnya implementasi inisiatif strategis perusahaan. Dimana tahun 2022, Super Apps Livin' telah meluncurkan beberapa features terbarunya antara lain Peluncuran New Features Super Apps Livin' seperti Livin' Invesment, Livin' Sukha, branch services hingga yang terbaru nasabah sudah bisa membuka rekening dan menikmati seluruh fitur Livin' dari Luar Negeri.
Dari segmen nasabah perusahaan, Wholesale Digital Super Platform Kopra telah meluncurkan fitur Online Onboarding, Online Subsidiaries, dan Custody.
Sementara itu dari sisi jaringan, Bank Mandiri telah mengimplementasikan 241 smart branch di seluruh Indonesia, sehingga nasabah dapat merasakan pengalaman perbankan yang cepat, mudah, dan aman dengan dukungan teknologi digital.
Selain dari sisi channel dan distribution, serapan capex juga disebut Timothy digunakan untuk peningkatan kapabilitas IT RASS yang dilakukan secara menyeluruh pada Infrastruktur dan perangkat IT security penguatan business process serta operasional.
Adapun PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menganggarkan capex IT di kisaran Rp 500 miliar lebih, pada tahun 2023 ini, meningkat dari alokasi capex IT di tahun 2022 lalu yang sebesar Rp 400 miliar.
Andi Nirwoto Direktur Operasi, Teknologi Informasi dan Digital BTN mengatakan, anggaran capex tersebut selain digunakan untuk solusi-solusi digital dan security, secara umum akan digunakan untuk penambahan kapasitas, refreshment kapasitas infrastruktur, serta beberapa inisiatif yang terkait dengan data management.
"Dalam menghadapi peningkatan transaksi digitalisasi, tentunya antisipasi dari Kapasitas infrastruktur serta penguatan security, juga aspek people behind aplikasi/HW, karena harus monitor 24x7 dan harus terus adanya penamabahan-penambahan fitur dan inovasi," ujarnya.
Baca Juga: Transaksi Elektronik Capai 95%, Bank Syariah akan Perkuat Transaksi Digital di 2023
Andi menuturkan, di tahun lalu capex yang terserap kisaran 95% dari capex yang dianggarkan sekitar Rp 400 miliar, dan mayoritas digunakan untuk solusi-solusi digital (aplikasi, infrastruktur, people) dan juga security.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga menyiapkan capex yang lebih besar lagi di tahun ini. Jika tahun lalu alokasi capex sebesar Rp 4,5 triliun, maka tahun 2023 dianggarkan meningkat 10% dari serapan tahun lalu.
Arga M. Nugraha, Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI mengatakan, anggaran tersebut akan digunakan secara bijak dan berimbang dalam melayani nasabah yang jumlahnya begitu besar karena digital dan IT akan tetap menjadi tulang punggung BRI dalam mengakomodasi pertumbuhan bisnis tahun 2023.
BRI akan memastikan system IT BRImo siap mendukung pertumbuhan transaksi yang yang pesat. Volume transaksi tahun 2022 sudah melampaui Rp 2.000 triliun. Super App tersebut sudah melayani 3.000 transaksi per detik.
“Tentu saja kami akan senantiasa menyiapkan kapasitas BRimo. Back-end system kami misalnya sanggup meng-handle hingga lebih dari 7.500 transaksi per detik. Ini akan ditunjang juga oleh penguatan arsitektur digital kami di sisi surrounding systems dan akan kami pastikan hal ini untuk menjaga keandalan layanan digital kami,” ucap Arga.
Untuk mengantisipasi peningkatan kejahatan perbankan yang semakin beradaptasi dengan perkembangan digital, Arga bilang, kemampuan sistem, aplikasi, dan jaringan BRI sudah sangat kuat dalam menghadapi serangan dari luar. Sehingga skema-skema kejahatan yang dilakukan fraudster adalah dari sisi manusia yang terjadi akibat adanya gap literasi digital.
Oleh karena itu, BRI kini semakin memperkuat edukasi pada nasabah. BRI mengerahkan para Insan BRILiaN untuk berfungsi menjadi penyuluh digital yang menularkan tidak hanya penggunaan alat-alat transaksi digital tetapi juga risiko-risiko yang datang bersamanya.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB menyiapkan anggaran belanja modal IT hingga Rp 200 miliar, yang akan digunakan untuk penguatan keamanan teknologi informasi pada 2023.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menuturkan, terkait dengan pengembangan teknologi informasi pada tahun ini, perseroan akan fokus terhadap keamanan IT dan pengembangan fitur.
“Selain itu, kami juga akan mengembangkan big data dengan kecerdasan artifisial [AI] agar dapat membaca perilaku nasabah lebih tepat untuk pengembangan fitur maupun promosi sesuai dengan kebutuhan nasabah,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News