Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis layanan trade finance perbankan kian membaik di tengah penurunan kinerja ekspor impor nasional di kuartal II 2023, yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) masing-masing terkontraksi 2,75% dan 3,08%, di tengah perlambatan perdagangan dunia.
Citibank, N.A, atau Citi Indonesia misalnya, yang melaporkan kinerja layanan trade finance dapat tumbuh sebesar 16% YoY di semester I 2023.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi menyampaikan, pertumbuhan tersebut didukung oleh platform digital yang memfasilitasi transaksi antara eksportir, importir, pemasok dan pembeli dengan akses yang lebih mudah.
"Sebagai bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia untuk memfasilitasi Devisa Hasil Ekspor (DHE), kita juga memfasilitasi transaksi ekspor impor secara end-to- end dan proses cross selling, terutama bagi nasabah multinasional Citi," kata Batara saat ditemui di Jakarta Kamis lalu.
Baca Juga: Layanan Digital Bank Mempertebal Pendapatan Komisi Bank
Citi Indonesia mencatat, hampir seluruh transaksi pengiriman dana (99%) telah dilakukan melalui platform elektronik sehingga jumlah transaksi yang mencakup pemindahan dana di dalam dan luar negeri terus meningkat.
Senada, Bank Mandiri juga memproyeksikan volume transaksi ekspor dan impor hingga akhir tahun terus tumbuh. SVP Transaction Banking Wholesale Bank Mandiri Dini Isnarti menyampaikan optimisme tersebut sejalan dengan tingkat pertumbuhan yang diproyeksikan Pemerintah Indonesia untuk ekspor dan impor tahun 2023 yang diperkirakan masing-masing tumbuh sebesar 6,8%-8,0 % YoY dan 6,6% – 7,8% YoY.
"Kami optimis fee based income (fbi) dari transaksi Trade ini tumbuh positif sejalan pertumbuhan transaksinya dan mampu mendorong pertumbuhan fbi Bank Mandiri secara keseluruhan," kata Dini kepada Kontan, Sabtu (12/8).
Pada semester II 2023, Dini menyampaikan Bank Mandiri akan fokus pada beberapa beberapa sektor yang saat ini sedang berkembang, antara lain sektor industri minyak, gas dan mineral.
"Kami ingin menjadi Bank Utama bagi nasabah yang ingin bertransaksi ekspor impor di Indonesia. Oleh karena itu, kami menyasar seluruh top player bagi komoditas sasaran," lanjut Dini.
Lebih lanjut, Dini menyampaikan bisnis trade finance di semester I 2023 mengalami pertumbuhan signifikan. Meski tidak merinci berapa besaran dari volume dan transaksi trade finance, Dirinya bilang "Hingga Juni 2023, Bank Mandiri mencatatkan volume transaksi ekspor dan impor masing-masing mengalami pertumbuhan positif di tengah tingkat pertumbuhan ekspor impor nasional yang mengalami penurunan -7,8%".
Jika melihat laporan kinerja keuangan per Mei 2023, Bank Mandiri mencatatkan volume transaksi ekspor mengalami pertumbuhan 16,35% yoy menjadi Rp 617 triliun. Sementara, volume transaksi impor lewat Bank Mandiri naik 5,96% YoY menjadi Rp 678 triliun pada Mei 2023.
Tidak jauh berbeda dengan Bank Central Asia (BCA), Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn menyampaikan pihaknya optimistis tren frade finance BCA akan tetap tumbuh hingga akhir tahun 2023.
"Optimisme kami seiring dengan neraca perdagangan Indonesia yang masih mencatatkan surplus di sepanjang semester I 2023. BCA senantiasa berkomitmen untuk menyalurkan kredit kepada sektor-sektor potensial dengan mempertimbangkan risk appetite," kata Hera kepada Kontan, Sabtu (12/8).
Meksi tidak merinci berapa besar nilai pertumbuhan dari bisnis trade finance BCA, Hera menyampaikan hingga Juni 2023, BCA membukukan pertumbuhan positif untuk pembiayaan perdagangan (trade finance).
Baca Juga: Pendapatan Komisi Sejumlah Bank Naik pada Semester I
"Sejalan dengan pertumbuhan trade finance yang positif tersebut kami berharap dapat senantiasa memberikan kontribusi bagi kenaikan pendapatan selain bunga BCA," kata Hera.
Sebagai informasi, selama semester I 2023, pendapatan selain bunga BCA tumbuh 9,4% YoY menjadi Rp12,2 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 5,4% YoY
BCA sendiri menghadirkan sejumlah produk dan layanan trade finance, berupa letter of credit dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN). Saat ini, BCA juga telah melayani transaksi perdagangan internasional melalui mata uang lokal (local currency settlement/LCS) dengan Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok.
Hera mengatakan BCA terus meningkatkan kualitas layanan trade finance melalui berbagai inovasi teknologi untuk mengurangi sejumlah proses administrasi yang masih dilakukan secara manual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News