Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
Sementara BNI dan BSI, meski memberi sinyal akan membagikan dividen untuk tahun buku 2023, namun manajemen tidak merinci berapa rasio dividen yang akan ditebar oleh perseroan, dan akan dirumuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun ini.
Di sisi lain PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) juga dipastikan akan membagikan dividen tahun buku 2023 dengan rencana dividen payout ratio sebesar 40% dari perolehan laba bersih. Direktur Keuangan BTPN Syariah Fachmy Ahmad menyebut besaran rasio tersebut akan meningkat secara bertahap.
"Angka dividend payout ratio akan kami tingkatkan secara bertahap, dari 40% hingga mencapai level payout ratio sebanyak-sebanyaknya 60% sesuai kebijakan dividen kami dengan tetap memastikan ketentuan dari regulasi," kata dia.
Baca Juga: Menadah Berkah Capital Inflow, Deretan Saham Ini Berpotensi Jadi Favorit Asing
Selanjutnya ada PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang juga dipastikan akan tebar dividen tahun buku 2023. Sebelumnya Direktur CIMB Niaga Lee Kai Kwong mengatakan, perusahaan induk CIMB Group Holding Berhad telah mengumumkan akan mempertahankan dividen payout ratio sebesar 60% untuk tahun buku 2023.
Saat dihubungi di waktu berbeda, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan juga bilang untuk kepastian pembagian dividen akan menunggu persetujuan RUPS nanti.
"Sedang kami recap untuk angka finalnya (laba bersih). Yang pasti laba meningkat cukup baik secara tahunan," kata dia kepada Kontan, Kamis (4/1).
Jika melihat laporan keuangan CIMB Niaga, per November 2023 laba bersih (bank only) tercatat Rp5,58 triliun.
Prospek Saham Perbankan
Memasuki tahun 2024, saham dari emiten-emiten perbankan tentu saja teap menarik untuk dikoleksi. Selain mempertimbangkan emiten yang rajin tebar dividen, para analis juga bilang tahun politik memiliki potensi positif bagi saham bank.
"Dengan adanya momen pemilu dan tahun politik berpotensi jadi katalis positif, selain itu loan disbursement masih diproyeksi tumbuh, perbaikan kinerja perbankan di 2024 dan beberapa harga saham perbankan sudah turun cukup banyak," kata Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki kepada Kontan, Kamis (4/1).
Baca Juga: Sudah Sejauh Mana Upaya Restrukturisasi BUMN Karya?
Achmad sendiri merekomendasikan saham-saham emiten bank besar seperti BBCA, BBRI, BMRI, BNGA, BBNI dan BBTN. Sementara untuk harga saham BMRI, BBNI dan BRIS yang sedang all time high, dia bilang "Potensi masih menarik untuk hold. Klo mau add Buy bisa tunggu moment koreksi harganya dulu"
Sementara itu analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia M. Nafan Aji Gusta mengatakan secara teknikal, emiten bank KBMI 4 selalu menunjukkan up trend, hal ini sejalan dengan berkomitmen bank untuk kasih keuntungan bagi investor.
Sementara untuk harga saham yang all time hight biasanya dipengaruhi oleh konsistensi bank dalam mencatat mergin bunga bersih (NIM) yang tinggi, serta didukung oleh pertumbuhan kredit.
Baca Juga: Ada Blue Chip, 4 Saham Ini Bayar Dividen Interim Akhir 2023, Mana yang Paling Cuan?
"Jadi wajar saja mengalami apresiasi secara teknikal, kalau saham memang saat ini sudah terjadi all time high, jadi secara teknikal lebih baik dibeli saat mengalami koreksi wajar, kalau bagi yang sudah punya masih bisa di maintenance dengan mempertimbangkan investasi jangka panjang, karena bagaimana pun bank KBMI 4 konsiten up tren," jelas Nafan.
Meski di tengah kebijakan pengetatan moneter, menurut Nafan pertumbhan kredit bisa berjalan progresif, dan tahun 2024 makin optimis kredit consumer akan lebih tumbuh. "Dan kita juga akan menyambut kebijakan pivot policy dari pengetatan moneter oleh bank sentral, makin menaikkan katalis positif," lanjut Nafan.