kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.832   -37,03   -0,54%
  • KOMPAS100 989   -6,89   -0,69%
  • LQ45 760   -4,16   -0,54%
  • ISSI 222   -0,69   -0,31%
  • IDX30 392   -3,26   -0,83%
  • IDXHIDIV20 456   -5,40   -1,17%
  • IDX80 111   -0,56   -0,51%
  • IDXV30 113   -1,23   -1,08%
  • IDXQ30 127   -0,89   -0,69%

Pengamat: Konsolidasi BUMN Asuransi Ada Plus Minus, Duopoli Jadi Opsi


Rabu, 25 Juni 2025 / 17:31 WIB
Pengamat: Konsolidasi BUMN Asuransi Ada Plus Minus, Duopoli Jadi Opsi
ILUSTRASI. Suasana kantor PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) di Jakarta, Rabu (15/5/2024). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebut asuransi tradisional masih mendominasi komposisi premi asuransi jiwa sebesar 72,78%, atau sebesar Rp 33,32 triliun dari total premi per Maret 2024. OJK berharap, asuransi tradisional dapat tumbuh signifikan untuk mendorong penetrasi risiko bagi sebanyak mungkin masyarakat  Indonesia. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) berencana memangkas jumlah BUMN asuransi dari 16 perusahaan menjadi 3 pemain besar yaitu asuransi jiwa, asuransi umum, dan asuransi kredit. 

Pengamat asuransi, Irvan Rahardjo menilai langkah ini memiliki nilai positif dan risiko yang perlu diantisipasi.

“Plusnya bisa meningkatkan kapasitas akseptasi risiko dibanding terpisah satu sama lain dan menggabungkan kekuatan atau kelebihan beberapa BUMN menjadi satu, misalnya ada BUMN yg kuat dibidang SDM, ada yg kuat dibidang digitalisasi, dan sebagainya,” kata Irvan kepada Kontan, Rabu (25/6).

Namun, dari sisi negatif, jumlah pemain yang lebih sedikit juga dapat mengurangi tingkat persaingan dan pilihan bagi konsumen. Untuk itu, Irvan menyarankan pola duopoli sebagai alternatif. 

Baca Juga: Perkuat Kepedulian BUMN, Jasindo Ikut Berkontribusi dalam Sobat Aksi Ramadan 2025

“Yang ideal adalah pola duopoli, yaitu membentuk masing-masing dua pemain untuk setiap lini bisnis asuransi, agar dapat bersaing satu sama lain,” ujarnya.

Irvan memberi contoh, untuk asuransi jiwa dapat terdiri dari IFG Life dan Jasa Raharja, asuransi umum dari Jasindo dan Askrindo, serta reasuransi dari Indonesia Re dan Nasional Re. Pola ini, kata Irvan, mirip dengan struktur di berbagai industri lain di Indonesia. 

Irvan juga menekankan nilai strategis dari langkah konsolidasi ini bagi perekonomian. Menurutnya, konsolidasi dapat membantu mengurangi defisit neraca perdagangan jasa asuransi ke luar negeri yang telah berlangsung lama, dengan memungkinkan lebih banyak risiko atau preminya dapat di tahan di dalam negeri.

Baca Juga: Rencana Konsolidasi Reasuransi BUMN Bisa Jadi Langkah Strategis Perkuat Daya Saing

Meski begitu, tantangan terbesar dari konsolidasi ini adalah menyatukan berbagai nilai, sistem kerja, dan pola pikir dari masing-masing BUMN. 

Jika dilakukan dengan baik, Irvan meyakini konsolidasi ini dapat membawa efek positif bagi industri asuransi Indonesia. 

“Konsolidasi ini akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kapasitas akseptasi risiko asuransi dalam negeri, mengurangi biaya operasional karena meningkatnya skala ekonomi dan rasionalisasi jumlah karyawan dan management,” jelas Irvan.

Irvan memperkirakan efek nyata dari konsolidasi ini dapat terlihat dalam 2-3 tahun ke depan. 

Baca Juga: Asuransi Jasindo Siap Lindungi Ekosistem BUMN Bersama Danantara

Selanjutnya: Trump Izinkan China Beli Minyak Iran, Tapi AS Tegaskan Sanksi Tetap Berlaku

Menarik Dibaca: Model Desain Dinding Galeri Estetik untuk Rumah Minimalis di Tahun 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×