Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) menerapkan sejumlah strategi untuk menekan angka kredit macet.
CEO Samir Yonathan Gautama menerangkan strateginya, yaitu perusahaan menerapkan proses seleksi yang ketat terhadap calon peminjam melalui analisis data, credit scoring, dan verifikasi yang komprehensif.
"Setelah penyaluran, pinjaman juga dimonitor secara berkala melalui sistem pengingat dan pendekatan kolektibilitas yang terstruktur," ujarnya kepada Kontan, Rabu (25/6).
Selain itu, Yonathan mengatakan Samir juga menggunakan teknologi dan data alternatif untuk meningkatkan akurasi penilaian risiko. Dia menambahkan proses penagihan juga dijalankan sesuai ketentuan yang berlaku, bekerja sama dengan pihak ketiga yang terdaftar dan diawasi, serta mengedepankan prinsip perlindungan konsumen.
Baca Juga: Fintech Samir Sebut Masyarakat Perlu Perhatikan Hal Ini Sebelum Tempatkan Dana
Dari sisi lender, Yonathan juga menyampaikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan masyarakat sebelum menempatkan dana di fintech lending. Dia mengatakan masyarakat perlu memastikan bahwa platform fintech lending tersebut telah terdaftar dan berizin di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, penting untuk masyarakat memahami profil risiko dari produk pendanaan yang ditawarkan. Yonathan bilang pendanaan di fintech lending memiliki potensi imbal hasil yang menarik, tetapi juga mengandung risiko tertentu, termasuk risiko gagal bayar.
"Oleh karena itu, calon lender disarankan untuk membaca secara seksama syarat dan ketentuan, memperhatikan rekam jejak platform, serta melakukan diversifikasi agar risiko dapat tersebar dan lebih terkelola," ucap Yonathan.
Baca Juga: Samir: Penggunaan SLIK di Industri Fintech Lending Beri Dampak Positif
Sebagai informasi, berdasarkan situs resmi perusahaan per 25 Juni 2025, Samir mencatat Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) sebesar 97,94%. Adapun outstanding pendanaan sejak awal berdiri sudah mencapai Rp 2,94 triliun.
Selanjutnya: Badan Pangan Nasional Ajukan Tambahan Anggaran Rp 6 Triliun untuk Penyerapan Jagung
Menarik Dibaca: Cek Saham Direkomendasikan Buy dan Sell oleh BRI Danareksa Sekuritas Hari Ini (26/6)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News