Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) berbenah diri untuk memangkas kredit bermasalah sebagai penyebab penurunan laba. Wan Razly Abdullah, Direktur Keuangan Bank CIMB Niaga, mengatakan, pembengkakan kredit macet atau non performing loan (NPL) berasal dari pembiayaan ke sektor batubara dan industri yang terkait dengan batubara.
“Kami akan membatasi kredit ke komoditas,” kata Wan, kepada KONTAN, semalam (24/3). Selanjutnya, strategi perusahaan untuk menurunkan kredit macet pada sektor komoditas adalah mengupayakan debitur membayar utangnya dengan restrukturisasi kredit, menjual jaminan atau mencari investor. Serta selektif memberikan kredit ke korporasi.
Berdasarkan data rasio NPL gross untuk kredit korporasi mencapai 7,9% per kuartal I/2015 atau naik 400 bps, dibandingkan posisi 3,9% per kuartal I/2014. Sedangkan kredit korporasi tumbuh 16,3% menjadi Rp 55,53 triliun per kuartal I/2015, dibandinkan posisi Rp 47,74 triliun per kuartal I/2014.
Wan menambahkan, pihaknya belum mampu memproyeksikan perbaikan rasio kredit macet hingga akhir tahun, karena perusahaan masih mengawali perbaikan. Bank asal Malaysia ini berharap ekonomi Indonesia membaik di semester II/2015 untuk membantu pertumbuhan. “Kami juga akan lebih fokus ke konsumer dan usaha kecil dan menengah (UKM),” tambahnya.
CIMB Niaga mencatat, rasio NPL untuk kredit konsumer sebesar 1,7% per kuartal I/2015, dengan pertumbuhan kredit sebesar 6,6% atau senilai Rp 50,52 triliun. Sedangkan, rasio NPL untuk UKM sebesar 2,5% per kuartal I/2015, dengan pertumbuhan kredit sebesar 10% atau senilai Rp 35,34 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News