Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank CIMB Niaga bakal mendorong debitur untuk merestrukturisasi, membayar utang dan menjual jaminannya guna mengurangi kredit macet. Dengan cara itu, bank dengan sandi saham BNGA ini optimis level kredit macet bisa turun di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang masih belum menentu.
Wan Razly Abdullah, Direktur Keuangan CIMB Niaga bercerita, kondisi ekonomi di kuartal I tahun ini memang sedang melemah. Meski begitu, tren kredit macet di CIMB Niaga masih terbilang stabil karena sudah naik di kuartal IV tahun lalu. "Tapi, kami akan waspada potensi untuk debitur yang bisa jadi kredit macet dalam kondisi ekonomi yang melemah ini," ucap Razly kepada KONTAN, Selasa (14/4).
Di akhir 2014, kredit macet bruto (Gross Non Performing Loan/NPL) CIMB Niaga naik menjadi 2,2% dari tahun sebelumnya sebesar 1,8%. Dengan naiknya NPL di periode akhir 2014 itu, Razly menyebut, pihaknya melakukan provisi hingga Rp 1,9 triliun (termasuk write off) untuk debitur kredit macet.
Untuk tahun ini, Razly bilang, CIMB Niaga akan melakukan provisi sesuai dengan kebutuhan NPL setiap kuartal. "Dan kami juga akan melakukan inisiatif untuk me-recover loan yang NPL," terangnya.
Selain langkah-langkah tersebut, Razly menambahkan, CIMB Niaga juga akan menurunkan bunga dengan melihat penurunan biaya dana dan penurunan BI Rate yang berdampak pada biaya dana. Untuk saat ini, Razly melihat, sektor batu bara dan yang terkait seperti heavy equipment dan transport menjadi sektor yang berpotensi meningkatkan NPL.
"Apalagi, harga komoditi batu bara sedang jatuh dari US$ 120 per ton menjadi US$ 60 per ton," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News