Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan tahun ekspansi lembaga keuangan asing sedang gencar-gencarnya menguasai sejumlah bank di tanah air. Investor dari Korea Selatan dan Jepang tercatat paling aktif merangsek masuk.
Dari penelusuran Kontan.co.id, kini setidaknya ada enam bank yang dimodali perusahaan asal Korea Selatan: Bank Bukopin, Bank KEB Hana, Bank Woori Saudara, Bank Shinhan, Bank IBK, dan Bank Oke. Sementara empat bank: Bank Danamon, Bank BTPN, Bank Mizuho, dan Bank J Trust dimiliki perusahaan asal Jepang.
Didukung investor asing, terlebih dari negara maju seperti Korea Selatan dan Jepang memang jadi nilai tambah buat mereka menjalankan bisnisnya di tanah air. Apalagi jika investor maupun bank telah memiliki jaringan bisnis yang cukup terdiversifikasi.
Strategi ini pula misalnya yang akan dilakukan Bank Bukopin dalam jangka panjang. Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A. Purwantono bilang pihaknya dalam jangka panjang memang akan mensinergikan bisnis dengan sejumlah perusahaan milik KB Kookmin di Indonesia di lini pembiayaan konsumer, kartu kredit dan lainnya. “Kami akan mulai sinergi pada 2022, tahun ini kami masih akan fokus untuk penguatan internal,” kata Rivan kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Baca Juga: Incar potensi bisnis, investor lokal dan Thailand berlomba mengakuisisi bank
Maklum, transisi pengendali di Bank Bukopin sejatinya bermula dari sejumlah masalah mulai dari likuiditas, kredit macet dan lainnya. Alhasil Bank Bukopin bersama KB Kookmin kini memang punya pekerjaan berat membenahi internal perusahaan.
Selain setoran modal, KB Kookmin juga tercatat telah mengucurkan US$ 700 juta buat membantu likuiditas Bank Bukopin. Tak cuma itu Kookmin juga getol cawe-cawe dengan menghubungkan sejumlah perusahaan Korea di Indonesia untuk menaruh dana di Bank Bukopin.
“Selama tiga bulan terakhir kami telah menarik perusahaan Korea untuk menempatkan dananya di Bank Bukopin hingga Rp 1,6 triliun. Sampai akhir tahun ada pipeline yang nilainya bisa mencapai Rp 2 triliun," ungkap Direktur Keuangan Bank Bukopin Ji Kyu akhir November lalu.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham-saham yang banyak diburu asing berikut ini
Buat Rivan, sinergi dengan Kookmin memang jadi salah satu strategi mengembangkan Bukopin. Dia juga mengaku Bukopin sejatinya juga telah mempersiapkan tim khusus untuk memberikan pembiayaan terhadap korporasi asal Korea Selatan yang sudah maupun akan berekspansi di Indonesia.
Strategi macam ini memang jadi salah satu nilai tambah buat bank yang dibeking investor asing. Mereka punya jangkauan global yang dapat dikoneksikan dengan bank di sini.
Hal ini misalnya pernah pula dilakukan oleh Bank Danamon dengan menggelar Business Matching Fair guna mempertemukan para klien korporasi dari Jepang, Indonesia, dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya untuk saling memperluas jejaring serta membuka peluang ekspansi bisnis.
Tak cuma dari Korea dan Jepang, PT Bank CTBC Indonesia yang dikendalikan CTBC Bank asal Taiwan juga kerap mengandalkan nasabah-nasabah asal Taiwan di Indonesia untuk meningkatkan kinerjanya. “Pemegang saham kami punya komitmen yang kuat untuk pasar di Indonesia. Mereka mendukung kami dalam pengembangan produk, teknologi hingga referral bisnis khususnya foreign direct investment dari Taiwan ke Indonesia,” ungkap dIrektur Bank CTBC Indonesia Liliana Tanadi kepada Kontan.co.id, Selasa (12/1).
Baca Juga: Pemulihan ekonomi tahun ini jadi kunci pertumbuhan emiten perbankan
Meskipun adapula bank dengan investor asing yang sepenuhnya melakukan strategi tersebut. Direktur PT Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah misalnya mengaku ekspansi Bank Oke justru difokuskan kepada perusahaan dalam negeri.
Hal tersebut dilakukan karena Bank Oke membidik segmen UMKM sebagai fokus ekspansinya. Sehingga perusahaan yang dikendalikan Apro Financial ini tercatat minimal memiliki bisnis dengan nasabah korporasi asal Korea.
“Sejak awal fokus kami memang bukan kepada nasabah Korea melainkan ke perusahaan lokal. Sementara fokus ekspansi masih di segmen UMKM, dan tahun ini kami juga akan mulai berinvestasi untuk pengembangan retail banking,” kata Efdinal kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Investor asing boleh genggam saham perusahaan pembayaran hingga 85%, begini kata BI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News