Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama ini, OVO dikenal sebagai alat pembayaran transportasi berbasis daring Grab. Meskipun begitu, OVO masih berniat menggandeng perusahaan jasa transportasi lain untuk meningkatkan jumlah transaksi.
“Ke depan, kami akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai mitra untuk menciptakan ekosistem pembayaran digital yang inklusif serta memperkuat layanan keuangan OVO untuk memberikan nilai tambah bagi konsumen, termasuk kepada para pengemudi Grab.,” kata Managing Director OVO Harionto Gunawan kepada Kontan.co.id, Rabu (20/11).
Baca Juga: Setelah GoJek, LinkAja bakal bisa bayar transaksi Grab
Pada Juni 2018 lalu, OVO telah menggandeng Grab. Selain itu ada beberapa layanan transportasi lain seperti Trans Semarang, Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD), dan kereta menuju Bandara.
Menurutnya, transaksi layanan transportasi terus meningkat. Berdasarkan survei yang dilansir Snapcart beberapa waktu lalu, pembayaran transportasi online menjadi salah satu penggunaan terbanyak bagi pengguna dompet digital. Apalagi kebutuhan transportasi telah menjadi kebutuhan penting di tengah masyarakat.
Saat ini OVO tersedia di lebih dari 115 juta perangkat di seluruh Indonesia. Kemitraan ini merupakan bagian dari ekosistem terbuka yang dilakukan OVO untuk menjangkau lebih banyak merchant dan pengguna sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap inklusi finansial nasional.
Baca Juga: Beredar rumor perceraian dengan Lippo, ini empat fakta penting terkait OVO
Selain untuk bertransaksi secara non-tunai, pengguna OVO pun dapat mengisi saldo mereka melalui pengemudi Grab. Hal ini akan memberikan kemudahan, kecepatan akses terhadap layanan transportasi serta keuangan.
“Dengan begitu kepercayaan pengguna terhadap layanan OVO pun turut meningkat. Kepercayaan konsumen tentunya merupakan keuntungan bagi OVO untuk terus meningkatkan pelayanan dan mengembangkan produk,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News