kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semarak IPO bikin simpanan bank makin menggendut


Kamis, 02 Desember 2021 / 06:05 WIB
Semarak IPO bikin simpanan bank makin menggendut


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semarak pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) membawa berkah bagi perbankan. Dana yang berhasil dikumpulkan oleh emiten ini ditempatkan di perbankan sebagai dana pihak ketiga (DPK). 

Data Bank Indonesia mencatatkan korporasi semakin getol menyetor dana di perbankan. Hingga Oktober 2021, giro korporasi naik 23,5% yoy, tabungan meningkat 24,8% yoy, dan deposito tumbuh 9,1% yoy.

Bukalapak misalnya berhasil menghimpun dana segar senilai Rp 21,9 triliun pada perhelatan IPOnya pada Agustus 2021. Berdasarkan laporan keuangan Bukalapak tercatat penempatan dana di perbankan mencapai Rp 23,63 triliun per September 2021. 

Baca Juga: Fintech lending akan agresif salurkan pendanaan di tahun depan

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menyatakan penempatan dana IPO di Bank untuk kenyamanan dan keamanan serta investasi kecil-kecilan. Penempatan dana tersebut kebanyakan di deposito walaupun juga ada di giro. 

“Keuntungan buat bank sebenarnya hanya likuiditas saja. Apalagi kalo tersimpan dalam giro sebagai dana murah. Karena saat ini penyaluran kredit belum tumbuh signifikan. Maka bank perlu memikirkan saluran investasi dalam instrumen lain sehingga dana dana tersebut tidak menjadi idle fund buat bank,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (1/12). 

Menurut dia, bank juga tidak akan mengincar transaksi turunan dari penempatan dana itu. Sebab hanya berimbas kecil kepada pendapatan berbasis komisi bank.

Baca Juga: BCA siapkan berbagai strategi agar tetap untung saat permintaan kredit lesu

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) membenarkan aksi IPO memberi dampak positif terhadap penempatan dana di perbankan. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan dana segar yang diperoleh perusahaan tersebut juga ditempatkan pada instrumen simpanan perbankan BRI. 

“Lama waktu penempatan dana IPO di perbankan akan berbeda tiap perusahaan. Tentu saja, hal tersebut menyesuaikan dengan kebutuhan di masing - masing perusahaan," jelasnya.

Direktur Bank Central Asia (BCA) Vera Eve Lim menyatakan dana yang dihimpun oleh perbankan akan disalurkan oleh bank untuk penyaluran kredit. Juga pembelian instrumen-instrumen surat berharga baik SBI, Obligasi Pemerintah, Obligasi Korporasi. Serta Penempatan pada efek-efek lainnya sesuai dengan arahan dari manajemen guna mendapatkan imbal hasil yang lebih baik.

“Terkait dengan penempatan dana dari perusahaan, kami tidak dapat memberikan informasi detail karena berkaitan dengan kerahasiaan data nasabah,” ujarnya. 

Baca Juga: Ini cara bank kerek profitabilitas saat DPK naik lebih tinggi dibanding kredit

Sedangkan Ekonom dan Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai penempatan dana di perbankan oleh korporasi memiliki tujuan kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi, dan untuk berjaga-jaga untuk ekspansi maupun ditempatkan ke instrumen yang menguntungkan dibandingkan bunga bank. 

“Sebelum IPO, perusahaan menyampaikan prospektus yang berisikan rencana penggunaan dana dalam rangka investasi pengembangan usaha. Jadi setelah IPO dipastikan dana mereka tidak akan hanya mengendap di bank,” ujar Piter. 

Ia menilai emiten tidak akan mengendapkan dana dalam jangka panjang. Bila ini dilakukan, maka perusahaan tersebut akan kehilangan berbagai kesempatan yang ada. 

Baca Juga: Bank berupaya dulang profitabilitas saat gap kenaikan DPK terhadap kredit kian tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×