Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatat pertumbuhan laba tipis semester pertama ini. Keuntungan yang BTN raih pada 6 bulan pertama ini hanya Rp 673 miliar. Laba tersebut hanya tumbuh 2,2% dari Rp 659 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama BTN Maryono mengakui bahwa kinerja semester pertama ini merupakan tantangan tersendiri bagi bisnis perbankan di tengah kondisi makro yang belum kondusif.
"Ada beberapa indikator yang berdampak tetapi tidak signifikan, dan itu akan dapat teratasi pada periode berikutnya," ucap Maryono, pada paparan kinerja, di Menara BTN, Selasa, (23/7).
Pertama, yaitu karena meningkatnya pencadangan sebesar Rp 150 miliar. BTN mencadangkan lebih karena rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL)-nya yang mencapai 4,63%.
Kedua, terdapat penurunan bunga Surat Utang Negara (SUN). Akibat ada perubahan mark to marked, BTN mengalami kerugian potensial kerugian sebesar Rp 95 miliar. "Jika 2 hal ini tak terjadi, pertumbuhan laba bersih BTN bisa mencapai 18%," aku Maryono.
Net Interest Margin (NIM) BTN pun tercatat menurun dari 6% sampai 5,25%. Sementara Interest income BTN tercatat tumbuh 19,06% dari Rp 4,3 triliun ke posisi Rp 5,1 triliun. Kemudian, Net Interest Income (NII) bank yang berfokus di properti ini meningkat 15,43% dari Rp 2,2 triliun menjadi Rp 2,6 triliun.
Maryono menyampaikan bahwa kredit yang BTN salurkan mencapai Rp 91,4 triliun. Jumlah tersebut naik 26,78% dari Rp 72 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Kemudian, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN meningkat 24,16%. Pada semester pertama tahun ini, dana masyarakat di BTN yakni Rp 82,6 triliun. Periode yang sama tahun lalu, DPK yang BTN kumpulkan yaitu Rp 66,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News