kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sempat naik, biaya dana diramal melandai pada tahun 2020


Senin, 27 Januari 2020 / 17:18 WIB
Sempat naik, biaya dana diramal melandai pada tahun 2020
ILUSTRASI. Seorang teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menghitung uang pecahan Rp100 ribu.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya dana perbankan di tahun 2020 diprediksi bakal mulai membaik. Merujuk survei perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) biaya dana alias cost of fund (CoF) rupiah perbankan akan ada di level 5,79% pada kuartal I-2020.

Posisi tersebut praktis lebih baik dibandingkan kuartal IV-2019 yang ada di level 5,87% atau turun 8 basis poin (bps). Proyeksi ini juga lebih rendah dari realisasi kuartal I-2019 sebesar 6,02%.

Baca Juga: Bunga kredit modal kerja dipastikan turun lebih dulu tahun ini

Sementara itu, perkiraan BI selama setahun CoF juga akan terus melandai ke level 5,66%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bakal lebih kencang tahun ini.

Meski begitu, survei ini justru menilai pada kuartal I-2020 penghimpunan DPK akan melambat. Tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) pertumbuhan DPK sebesar 11,6%. SBT pertumbuhan DPK ini lebih rendah dibandingkan 73,3% pada kuartal sebelumnya. Melambatnya pertumbuhan DPK diperkirakan juga terjadi pada seluruh jenis instrumen.

Giro dan tabungan tumbuh melambat, terindikasi oleh nilai SBT masing-masing sebesar 7,7% dan 75,1%, lebih rendah dibandingkan 79,8% dan 88% pada kuartal sebelumnya. Nah, prediksi penurunan CoF juga muncul dari deposito yang diperkirakan menurun, terindikasi dari SBT yang bernilai negatif -2,8%.

Sisi positifnya, secara setahun penuh 2020, DPK diramal meningkat. Hal ini tercermin dari SBT perkiraan penghimpunan DPK tahun 2020 sebesar 84,9%, lebih tinggi dari 73,3% pada tahun sebelumnya. "Pertumbuhan DPK tersebut antara lain didorong oleh kebijakan moneter yang mendukung, serta peningkatan fasilitas dan pelayanan bank kepada nasabah," tulis BI, Kamis (16/1) lalu.

Hal senada juga diserukan oleh Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah yang menyebut CoF masih tinggi di awal tahun ini. Pasalnya, pergerakan suku bunga rata-rata perbankan baru menurun baru-baru ini. 

"Sejak Oktober BI juga telah menghentikan kebijakan suku bunga moneter dan itu agak sedikit menahan penurunan bunga simpanan," ujarnya di Jakarta, Jumat (24/1) lalu.

Namun kabar baiknya, LPS pekan lalu memutuskan untuk menurunkan suku bunga penjaminan rupiah alias LPS rate sebesar 25 bps menjadi 6%. Dengan menurunnya LPS rate ini Halim memandang CoF bisa menurun.

Baca Juga: Pertengahan tahun 2020, bunga deposito diramal masih berpeluang turun

Sebelumnya, beberapa bank memang mencatatkan peningkatan CoF. Ambil contoh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang mencatat CoF naik 0,4% secara yoy menjadi 3,2% pada akhir 2019 lalu. 

Direktur Keuangan BNI Ario Bimo menilai di tahun lalu posisi CoF akan membaik dibanding tahun lalu.

Kendati CoF BNI mengalami peningkatan secara tahunan, posisi tersebut relatif stabil sejak awal kuartal I-2019 di level 3,2%. Di sisi lain, jumlah nasabah simpanan BNI dalam setahun lalu naik lebih dari 3,1 juta menjadi 46,6 juta rekening.

Rasio dana murah atau CASA BNI juga sudah berhasil ditingkat secara tahunan dari 64,8% di 2018 menjadi 66,6% di akhir 2019. "Di 2020 harapan kami CoF berkurang dari 3,2% menjadi sekitar 3%-3,1%," terang Ario belum lama ini.

Sama halnya dengan PT Bank Mandiri Tbk yang membukukan CoF naik dari 2,6% di 2018 menjadi 2,9% pada akhir tahun lalu. Begitu pula dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang membukukan CoF sebesar 3,58%, naik dari tahun sebelumnya 3,47%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×