kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentuh Rp 723 miliar, laba bersih BTN tumbuh 5,67% di kuartal I 2019


Selasa, 23 April 2019 / 15:23 WIB
Sentuh Rp 723 miliar, laba bersih BTN tumbuh 5,67% di kuartal I 2019


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100) berhasil mencatatkan kinerja positif di kuartal I 2019. Bank pelat merah ini mengantongi laba bersih sebesar Rp 723 miliar alias tumbuh 5,67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan tersebut sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan yang tumbuh 19,57% secara tahunan menjadi Rp 242,13 triliun dari Rp 202,5 triliun pada triwulan pertama 2018. Selain itu juga ditopang dengan pertumbuhan pendapatan komisi (fee based income/FBI) yang mengalami pertumbuhan sebesar 45%.

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengungkapkan perseroan konsisten menggelar berbagai aksi strategis, kemitraan, dan promosi agar kian ekspansif dalam menyalurkan kredit. Meski tetap fokus dalam bisnis inti perseroan di bidang pembiayaan perumahan, Maryono berujar pihaknya terus aktif memacu akselerasi kredit di sektor non-perumahan.

"Capaian penyaluran kredit kami pada kuartal I 2019 ini akan terus kami pacu hingga akhir tahun nanti. tentunya dengan tetap selektif dan fokus menjaga kualitas kredit." jelas Maryono saat Paparan Kinerja Bank BTN, Selasa (23/4).

Namun jika dibandingkan pertumbuhan kuartal I 2018, pertumbuhan laba bersih perseroan di kuartal awal ini tercatat melambat. Di mana pada tiga bulan pertama tahun lalu, laba bersih BTN masih berhasil tumbuh sekitar 15,13%.

Direktur Keuangan dan Treasury BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan, pertumbuhan kuartal I 2019 lebih rendah karena di periode ini Net Interest Margin (NIM) tertekan yakni hanya tumbuh 1,44% menjadi Rp 2,4 triliun. Padahal pendapatan bunga perseroan masih tumbuh 21,69% menjadi Rp 6,42 triliun.

"NIM tertekan karena cost of fund kita naik efek dampak dari pricing yang di akhir tahun dimana banyak penempatan dana di tenor tiga bulanan." kata Iman.

Namun, pertumbuhan pendapatan non bunga atau fee based income (FBI) yang sangat kencang di kuartal I yakni mencapai 45% sejalan dengan upaya mengimbangi tekanan NIM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×