Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca satu pekan Pemerintah provinsi DKI Jakarta menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB), industri multifinance mulai melihat dampak kebijakan ini.
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim melihat tidak ada permintaan restrukturisasi sejauh ini pasca penerapan PSBB. Ia yakin pada pengetatan sosial kedua ini, perusahaan bisa lebih baik dibandingkan saat PSBB tahap pertama.
“Ada penurunan pembiayaan sedikit tapi belum bisa jadi acuan. Sebab proses beli mobil bukan hal yabg spontan, tapi melalui proses. Hingga Juli 2020, realisasi pembiayaan baru mencapai Rp 9,5 triliun” jelas Roni kepada Kontan.co.id pada Senin (21/9).
Gua memacu bisnis pada saat PSBB, Roni mengaku tidak ada perubahan strategi. Begitpun dengan kebijakan uang muka yang pada PSBB pertama sempat dinaikan ke level 40%. Sekarang sudah kembali normal di level 20% untuk mobil baru dan 30% untuk mobil bekas.
Baca Juga: Wacana pajak penjualan mobil baru 0%, ini efek ke emiten dealer dan multifinance
Direktur Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo menyatakan, penerapan PSBB memang berindikasi terjadinya penurunan permintaan pembiayaan multifinance. Ia berharap, PSBB kali ini tidak akan diperpanjang sehingga ekonomi dan bisnis bisa kembali membaik.
“Restrukturisasi kedua sampai saat ini belum ada permintaannya. Karena restrukturisasi pertama, banyak jatuh tempo di Oktober hingga Desember 2020,” ujar Harjanto kepada Kontan.co.id.
Guna memacu bisnis saat PSBB Jakarta jilid dua ini, MTF akan mengoptimalkan penetrasi ke area selain Jakarta. Harjanto mengaku, daerah non Jakarta telah mengalami pertumbuhan permintaan pembiayaan.
“Bahkan Jakarta pun sebelum PSBB ke-2 ini juga tumbuh. Pembiayaan MTF hingga Juli 2020 sebesar Rp 9.8 triliun,” tambah Harjanto.
Direktur Utama BNI Multifinance Hasan Gazali Pulungan bilang, PSBB tidak memberikan dampak kepada kinerja perusahaan. Ini lantaran BNI Multifinance fokus mengarap segmen business banking.
“Hal ini disebabkan karena nasabah kami tersebar dari Sabang sampai Merauke. Boleh jadi kantor pusat nasabah di Jakarta, namun aktivitas bisnis ada diluar Jakarta dan di pulau lain. Misal kontraktor tambang emas, kontraktor tambang nikel yang memiliki smelter, perkebunan, foresty yang mendukung industri pulp and paper, batubata yang men-support PLN,” kata Hasan kepada Kontan.co.id.
Pada PSBB kedua ini, BNI Multifinance bakal fokus melayani nasabah yang sudah mendapat aproval sebelum wabah covid-19. Juga meneliti secara cermat perkembangan aktivitas usaha nasabah yang ada.
Hasan memproyeksikan restrukturisasi injaman memang ada berulang lantaran indutsrinya belum pulih. Namun hanya satu atau dua nasabah saja.
“Namun hingga 11 September 2020, ada 92 kontrak senilai Rp 67,76 miliar yang dikeluarkan dari Covid-19, dengan rincian 11 kontrak pembatalan, 73 kontrak penyelesaian, 8 kontrak lunas,” imbuh Hasan.
Selanjutnya: Bisnis multifinance tertekan akibat penutupan diler mobil saat PSBB Jakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News