CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.296   51,70   0,71%
  • KOMPAS100 1.122   5,01   0,45%
  • LQ45 884   -2,52   -0,28%
  • ISSI 222   2,31   1,05%
  • IDX30 455   -2,18   -0,48%
  • IDXHIDIV20 550   -3,95   -0,71%
  • IDX80 128   0,18   0,14%
  • IDXV30 138   -1,11   -0,80%
  • IDXQ30 152   -0,85   -0,55%

Siap implementasi PSAK 71, Bank Sampoerna terus tambah modal


Selasa, 05 November 2019 / 18:28 WIB
Siap implementasi PSAK 71, Bank Sampoerna terus tambah modal
ILUSTRASI. Layanan di PT Bank Sahabat Sampoerna. Untuk mempersiapkan implementasi PSAK 71, pemegang saham Bank Sahabat Sampoerna lakukan penambahan modal ke perseroan.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk menghindari tergerusnya modal lebih dalam lantaran implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71, pemegang saham PT Bank Sahabat Sampoerna lakukan penambahan modal ke perseroan.

“Sepanjang sembilan bulan pada 2019, total tambahan setoran modal yang diterima perseroan telah mencapai Rp 265 miliar. Ini berdampak pada rasio kecukupan modal (CAR) kami yang sangat memadai sebesar 20,94% per September 2019,” kata Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah dalam keterangan resminya, Selasa (5/11).

Baca Juga: Terapkan PSAK 71, laba Bank Sampoerna turun meski kredit naik dua digit

Sebagai catatan, pada September 2018 lalu rasio CAR perseroan berada di level 18,91%.

Aksi pemegang saham untuk menjaga agar modal tetap gemuk lantaran, via PSAK 71 bank mesti membentuk pencadangan kerugian lebih besar. Alasannya, pencadangan kerugian mesti dibentuk sejak sejak awal tahun berjalan (expected loss). Alih-alih menyiapkan CKPN ketika terjadi kredit macet (incurred loss).

Per September 2019, Bank Sampoerna juga telah mencatat pertumbuhan cadangan kerugian sebesar 42,74% (yoy), dari Rp 161,18 miliar pada September 2018 menjadi Rp 230,06 miliar.

Hal ini pula yang berkontribusi atas tergerusnya laba bersih perseroan pada kuartal III-2019 yang merosot 52,83% (yoy) menjadi Rp 24,68 miliar dibandingkan kuartal III-2018 senilai Rp 52,32 miliar. Padahal pertumbuhan kredit dan pendapatan laba bersih perseroan tercatat tumbuh mumpuni.

Baca Juga: Danareksa Research Institute: Untuk tekan defisit, RI mesti dorong investasi langsung

Pertumbuhan kredit perseroan tumbuh 11,08% (yoy) dari Rp 7,03 triliun pada kuartal III-2018 menjadi Rp 7,81 triliun pada kuartal III-2019. Sedangkan pendapatan bunga perseroan tumbuh 18,52% (yoy) dari Rp 843,86 miliar pada kuartal III-2018 menjadi Rp 1,00 triliun pada kuartal III-2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×