kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Siapkan implementasi PSAK 71, laba bank kecil tergerus


Selasa, 05 November 2019 / 21:01 WIB
Siapkan implementasi PSAK 71, laba bank kecil tergerus
ILUSTRASI. Layanan di PT Bank Sahabat Sampoerna. Sejumlah bank kecil di kelas BUKU 1 dan 2 mulai menyiapkan infrastruktur untuk implementasi PSAK 71.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, sejumlah bank kecil di kelas bank umum kegiatan usaha (BUKU) 1, dan BUKU 2 mulai menyiapkan infrastruktur untuk implementasi pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) 71.

Dengan adanya PSAK 71, bank mesti membentuk pencadangan kerugian lebih besar. Alasannya, pencadangan kerugian mesti dibentuk sejak awal tahun berjalan (expected loss). Alih-alih menyiapkan cadangan ketika terjadi kredit macet (incurred loss).

Baca Juga: Siap implementasi PSAK 71, Bank Sampoerna terus tambah modal

Ini yang cukup menantang bagi bank kecil, alasannya penambahan pencadangan bisa menyebabkan tergerusnya modal hingga laba perseroan.

PT Bank Sahabat Sampoerna misalnya, per September 2019 telah menambah pencadangan kerugian kredit hingga 42,74% (yoy). Dari Rp 161,18 miliar pada September 2018 menjadi Rp 230,06. Ini yang bikin laba bersih perseroan tergerus, padahal pertumbuhan kredit dan pendapatan bunga perseroan tercatat tumbuh mumpuni.

Laba bersih perseroan tergerus hingga 52,83% (yoy) dari Rp 52,32 miliar pada September 2018 menjadi Rp 24,68 miliar pada September 2019.

Sementara pertumbuhan kredit perseroan mencapai 11,08% (yoy) dari Rp 7,03 triliun pada September 2018 menjadi Rp 7,81 triliun pada September 2019. Sementara pendapatan bunga perseroan tumbuh lebih tinggi lagi sebesar 18,52% (yoy) dari Rp 843,86 miliar September 2018 menjadi Rp 1,00 triliun pada September 2019.

Meski demikian, untuk mengantisipasi lonjakan pencadangan pada 2020, Direktur Utama Bank Sempoerna Ali Rukmijah dalam keterangan resminya, Selasa (5/11) menyatakan pemegang saham perseroan telah berkomitmen untuk menjaga kecukupan modal.

Baca Juga: LinkAja siap garap fitur syariah, GoPay dan OVO masih melakukan kajian

“Sepanjang sembilan bulan pada 2019, total tambahan setoran modal yang diterima perseroan telah mencapai Rp 265 miliar. Ini berdampak pada rasio kecukupan modal (CAR) kami yang sangat memadai sebesar 20,94% per September 2019,” katanya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×