kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.692.000   -2.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.455   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.485   -120,73   -1,83%
  • KOMPAS100 947   -17,38   -1,80%
  • LQ45 731   -16,06   -2,15%
  • ISSI 204   -1,87   -0,91%
  • IDX30 378   -10,17   -2,62%
  • IDXHIDIV20 460   -10,54   -2,24%
  • IDX80 107   -1,84   -1,69%
  • IDXV30 113   -1,14   -1,00%
  • IDXQ30 124   -3,16   -2,48%

Simak Kondisi Permodalan Industri Asuransi Tahun 2024


Kamis, 27 Februari 2025 / 16:10 WIB
Simak Kondisi Permodalan Industri Asuransi Tahun 2024
ILUSTRASI. Karyawan melintasi logo Tugu Insurance di Jakarta, Jumat (6/12/2024).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut kondisi industri asuransi komersial nasional dalam kondisi yang solid. Premi tetap tumbuh dan permodalan asuransi tetap dalam kondisi solid di 2024.
 
Data OJK menunjukkan nilai aset asuransi komersial per Desember 2024 mencapai Rp 827,9 triliun atau tumbuh 2% dibanding tahun sebelumnya. Sementara nilai premi asuransi komersial mencapai Rp 280,39 triliun di 2024  atau tumbuh 4,34%. Segmen asuransi jiwa mencatatkan premi Rp 162,68 triliun atau naik 3% dan asuransi umum  Rp 117,7 triliun atau tumbuh 6%.

Sementara dari sisi permodalan yang tercermin dari Risk Based Capital (RBC), kondisi asuransi jiwa, asuransi umum dan reasuransi juga dalam kondisi yang baik. RBC asuransi jiwa per akhir Desember 2024 berada di 420,7% sedangkan untuk asuransi umum dan reasuransi berada di 325,9%. Kondisi RBC industri asuransi berada di atas ketentuan minimal yang ditetapkan di OJK yaitu di 120%.

Abdul Azis, Analis Kiwoom Sekuritas melihat bahwa perusahaan asuransi masih dapat menavigasi berbagai tantangan tahun 2024 di tengah olatilitas di pasar keuangan global, risiko perlambatan ekonomi dunia hingga kondisi politik yang menantang. 

Baca Juga: Menilik Strategi Tugu Insurance di 2025

Menurutnya, permodalan menjadi aspek penting untuk sektor jasa keuangan terutama asuransi tahun ini. “Pasalnya, ada  berbagai risiko yang masih perlu dicermati, seperti kebijakan presiden Amerika Serikat (AS),” kata dia dalam keterangannya, Kamis (27/2).

Menurut Azis, kebijakan tarif tinggi berpotensi menimbulkan berbagai efek domino mulai dari fluktuasi harga aset dan instrumen investasi, fenomena flight to safety assets, rantai pasok global yang berisiko kembali terfragmentasi, kemungkinan meningkatnya inflasi hingga ruang pemangkasan suku bunga yang lebih terbatas.

Berkaca pada kinerja emiten asuransi yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), kondisi permodalan atau RBC masih dalam kondisi yang solid.

Meskipun secara size dari sisi aset, ekuitas dan gross written premium (GWP) emiten asuransi berbeda-beda, tapi Azis melihat secara umum kondisi RBC emiten asuransi sudah berada di atas ketentuan modal minimal OJK. 

“Sehingga risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko asuransi hingga risiko operasional dapat dikelola dengan baik sehingga di tengah berbagai tantangan yang ada, ruang ekspansi perusahaan asuransi yang listed masih terbuka di 2025,” imbuh Azis.

RBC emiten asuransi umum per akhir Desember 2024 berada di kisaran 164% - 717% dengan nilai tengah atau median di 324%. Di antara belasan emiten asuransi, Azis melihat PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) tercatat punya permodalan kuat, baik sisi RBC dan juga nilai modal.

Baca Juga: Premi Asuransi Perjalanan Tugu Insurance Naik 118% YoY per Januari 2025 2025

Mengacu pada laporan keuangan bulanan TUGU (parent only) yang tidak diaudit, Rasio Kecukupan Investasi (RKI) TUGU per akhir Desember berada 592%. RKI TUGU juga berada jauh dari ketentuan minimum yaitu 100%.

Sementara itu dari sisi laba rugi non-konsolidasi untuk TUGU (parent only), jumlah pendapatan premi bruto TUGU mencapai Rp 5,7 triliun dan mencatatkan pertumbuhan 12% dibanding tahun sebelumnya serta melampaui pertumbuhan industri.

Kemudian jumlah pendapatan underwriting mencapai Rp 1,4 triliun per akhir Desember 2024 atau naik 21% dari tahun sebelumnya. Selanjutnya untuk hasil underwriting mencapai Rp 845 miliar dan mengalami kenaikan 17% dibanding tahun sebelumnya. Untuk laba usaha asuransi TUGU  per akhir Desember 2024 mencapai Rp 730 miliar yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 56% dibanding tahun sebelumnya.

Selanjutnya: CIMB Niaga (BNGA) Berencana Lakukan Buyback Senilai Rp 450 Juta

Menarik Dibaca: Resep Telur Saus Tiram Praktis, Menu Sahur Anak yang Enak Banget

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×