Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue dengan harga pelaksanaan Rp 2.000 per saham. Perusahaan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 1.999.933.723 saham.
Jumlah tersebut setara 11,12% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan begitu, jumlah dana yang akan diterima oleh perusahaan dari rights issue sebanyak-banyaknya sebesar Rp 3.999.867.446.000.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa (10/5), setiap pemegang 100.000 saham lama yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham per tanggal 19 Mei 2022 berhak memperoleh 12.505 HMETD. Satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 2.000 per saham.
Pemegang saham utama BANK, yakni PT Aladin Global Ventures (AGV) yang menggenggam kepemilikan 60,21% tidak akan melaksanakan haknya sesuai dengan porsi kepemilikannya. AGV akan melepas seluruh HMETD yang dimiliki kepada publik melalui mekanisme pasar.
Setelah libur perdagangan Lebaran, saham BANK tercatat turun, yakni 2,48% pada perdagangan Senin (9/5) dan 1,27% pada Selasa (10/5) sehingga ditutup di harga Rp 1.945 per saham. Padahal, sebelum libur perdagangan Lebaran, yakni Kamis (28/4), harga BANK masih berada di level Rp 2.020 per saham.
Baca Juga: Bank Aladin Syariah Bakal Rights Issue, Harga Pelaksanaan Rp 2.000 Per Saham
Alhasil, harga pelaksanaan rights issue BANK kini berada di bawah harga pasar sahamnya. Meskipun begitu, pada sesi perdagangan I Rabu (11/5), saham BANK terlihat kembali naik 0,77% ke posisi Rp 1.960 per saham.
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki mengatakan, jika melihat rasio rights issue dan harga pelaksanaannya, maka theoretical ex-rights price (TERP) berada di kisaran Rp 1.950-Rp 1.955 per saham. Hal ini membuat harga pelaksanaan rights issue yang sebesar Rp 2.000 menjadi kurang menarik karena berada di atas TERP.
"Jika harga pasar induk saham lebih rendah dari harga penebusan, maka potensi harga HMETD-nya juga tidak akan bagus jika dijual. Ditebus pun potensi upside-nya belum terlihat," kata Yaki saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (10/5).
Peningkatan rugi bersih Bank Aladin Syariah pada kuartal I-2022 juga membuat HMETD ini kurang menarik untuk ditebus. Terlebih lagi, price to book value (PBV) BANK sudah tinggi dengan book value masih di kisaran Rp 70-Rp 80 per saham.
Baca Juga: Tertekan Sejak Awal Tahun, Simak Rekomendasi Analis untuk Saham Perbankan Syariah
Akan tetapi, jika mengingat beberapa story yang menghiasi BANK, maka rights issue ini bisa menjadi menarik. Story yang dimaksud mencakup ZA Tech sebagai mitra strategis terbaru yang berkomitmen penuh dalam memperkuat ekosistem bisnis Bank Aladin Syariah, kerja sama dengan jaringan toko retail Alfamart, dan kerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Sementara itu, secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, saham BANK berpeluang untuk menguat dalam jangka pendek. "Hal ini nampak dari Stochastic yang mulai bergerak menguat dari area oversold ke area netralnya," ucap Herditya.
Ia memperkirakan, support terdekat BANK berada di level Rp 1.770 per saham. Sementara resistance terdekat berada di Rp 2.030 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News