Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) menyiapkan strategi untuk menekan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) di masa pandemi corona (Covid-19).
Finance Director dan Corporate Secretary BFI Finance Sudjono mengungkapkan, perusahaan telah melakukan pencadangan untuk memitigasi risiko dengan meningkatkan nilai cadangan kerugian dari 2,0% di akhir 2019 menjadi 6,0% di akhir semester I-2020.
Baca Juga: BFI Finance Indonesia (BFIN) bagi dividen Rp 180 miliar, simak jadwalnya
“Meskipun terdapat peningkatan NPF, kami tetap melakukan manajemen keuangan dan manajemen risiko yang berhati-hati, dimana pencadangan kerugian piutang telah ditingkatkan secara masif untuk mengantisipasi potensi kerugian piutang yang akan timbul di semester II,” kata Sudjono dalam keterangan pers, Jumat (24/7).
Mengingat, rasio NPF BFI Finance meningkat dari kondisi normal perusahaan di kisaran 1% lalu naik menjadi sebesar 3,7% di akhir Juni 2020 sebagai dampak dari pandemi.
Peningkatan NPF tersebut sejalan dengan yang terjadi di industri pembiayaan. Berdasarkan data yang dipublikasikan OJK, rata-rata NPF industri pada Mei 2020 tercatat di angka 4,1%.
Menurutnya, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah berdampak terhadap mobilitas orang dan aktivitas ekonomi. Hal ini berpengaruh besar terhadap penurunan kemampuan bayar konsumen ke perusahaan pembiayaan.
Meski demikian, perusahaan tetap memberikan restrukturisasi atau keringanan kredit ke debitur. Sejak April hingga Juni 2020, BFI Finance telah menyetujui restrukturisasi pembiayaan sebesar Rp 4,1 triliun untuk 67.480 kontrak, atau setara 25% dari total nilai piutang pembiayaan perusahaan.
Baca Juga: Gara-gara wabah corona, pembiayaan BFI Finance turun di semester I
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News