Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Deposito memang masih mendominasi portofolio simpanan perseroan sebesar 61,11%, namun komposisi tersebut sudah menurun dibandingkan rasio dana mahalnya pada akhir tahun lalu sebesar 69,99%. Ini berkat pemangkasan tingkat suku bunga yang dilakukan perseroan. Bunga deposito tertinggi yang ditawarkan perseroan kini berkisar 5%.
“Pertumbuhan DPK kami tumbuh dengan sangat baik ditopang oleh giro dan deposito, di sisi lain, sepanjang 2020, kami juga telah memangkas biaya dana kurang lebih 100 bps, ini seiring dengan penurunan bunga acuan Bank Indonesia,” kata Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij kepada KONTAN.
Baca Juga: Bank Mandiri Syariah restrukturisasi pembiayaan Rp 7,1 triliun yang terimbas pandemi
Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) yang pada Oktober 2020 juga masih menawarkan bunga deposito hingga 6,25% justru telah mulai merampingkan porsi dana mahalnya.
Sampai Agustus 2020, perseroan berhasil menghimpun DPK senilai Rp 21,60 triliun dengan pertumbuhan 2,17% (ytd). Meski mencatat pertumbuhan konservatif, simpanan dana mahal perseroan tumbuh negatif 4,74% (ytd) menjadi Rp 17,25 triliun atau setara 79,88% dari portofolio simpanannya.
Sementara dana murahnya tumbuh 43,65% (ytd) menjadi Rp 4,34 triliun atau setara 20,11% dari portofolionya. “Tren biaya dana kami sudah mulai menurun, karena pertumbuhan DPK kami arahkan di dana murah. Meskipun secara total deposito masih mendominasi portofolio,” kata Direktur Utama BRI Agro Ebener Girsang kepada KONTAN.
Selanjutnya: Tertekan pandemi, pembiayaan multifinance melorot 12,86% per Agustus 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News