Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Syariah terus mendorong aksi restrukturisasi pembiayaannya yang terimbas pandemi guna mendukung pemulihan ekonomi nasional. Direktur Risk Management Bank Mandiri Syariah Tiwul Widyastuti bilang ada sejumlah tahap sebelum perseroan memberikan restrukturisasi kepada para nasabahnya.
Pertama perseroan melakukan stress-test atas portofolio pembiayaan yang terdampak dan berpotensi terdampak pandemi 2019 di seluruh segmen, kedua menetapkan sektor usaha dan kriteria nasabah, ketiga menetapkan skema restrukturisasi dengan memperhatikan kondisi dampak Covid yang dialami nasabah.
Terakhir baru ditentukan skema restrukturisasi yang bisa diberikan kepada nasabahnya, bisa berupa relaksasi pembayaran kewajiban pokok/margin (grace period), pemberian perpanjangan jangka waktu, dan penyesuaian margin selama grace period.
Baca Juga: Tertekan pandemi, pembiayaan multifinance melorot 12,86% per Agustus 2020
“Hingga 31 Agustus 2020 Mandiri Syariah telah melakukan restrukturisasi pembiayaan kepada 29.000 nasabah dari 59.000 potensi nasabah terdampak atau 48,16% dari potensi nasabah terdampak dengan outstanding sebesar Rp7,1 triliun dari total potensi sebesar Rp12,14 triliun atau 9,3% dari portofolio pembiayaan Mandiri Syariah,” katanya dalam keterangan resminya, Senin (5/10).
Adapun komposisi segmen nasabah yang telah direstrukturisasi adalah UMKM 44,21% dan non UMKM 51,32% dengan wilayah terbesar di pulau Jawa dan Sumatera.
Selain mendorong restrukturisasi, entitas anak PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ini juga bakal tetap melakukan ekspansi pembiayaan. Ini berkat didapatkannya dana PEN Rp 1 triliun yang diterima perseroan.
Corporate Secretary Mandiri Syariah Ivan Ally menegaskan bahwa Mandiri Syariah terus berupaya melakukan percepatan penyaluran pembiayaan untuk membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian indonesia dan segmen yang paling terdampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Semakin bertumbuh, LinkAja punya 57 juta pengguna hingga saat ini
Ivan juga menambahkan, bahwa di tengah pandemi Covid-19 perbankan syariah memiliki kinerja keuangan dan pertumbuhan yang positif selama semester 1/2020 ini, sehingga dipercaya oleh Kementerian Keuangan untuk menjadi penerima penempatan dana pemerintah guna mengakselerasi pembiayaan UMKM.
Selanjutnya: OECD: Krisis corona lebih parah karena permintaan dan penawaran anjlok bersamaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News