Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Standard Chartered (Stanchart) dikabarkan berencana untuk menjual kepemilikan sahamnya di beberapa bank di Asia. Seperti diberitakan Reuters pekan lalu, dua bank yang berpotensi dijual Stanchart adalah Agricultural Bank of China Ltd (AgBank) dan Bank Permata Indonesia.
Stanchart berpotensi menjual AgBank senilai US4 621 juta. Sementara, Stanchart juga berpotensi menjual 45% saham Bank Permata yang memiliki nilai US$ 638 juta.
Menanggapi kabar tersebut, Roy A. Arfandy, Direktur Utama Bank Permata enggan berkomentar. "Saya belum bisa berkomentar saat ini. Saya juga masih di luar kota sampai besok malam," ucap Roy melalui pesan singkat kepada KONTAN, Senin (19/1).
Pernyataan serupa disampaikan Arno Kermaputra, Country Head Corporate Affair Standard Chartered Bank Indonesia. Arno bilang, pihaknya tidak bisa mengomentari sesuatu yang spekulatif seperti itu. "Susah bagi saya untuk berkomentar tentang sesuatu yang spekulatif kan," katanya.
Sementara Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, pihaknya juga belum menerima apa pun terkait kabar pelepasan saham Bank Permata oleh Stanchart. "Yang jelas, kalau sampai ada perubahan pemegang saham pengendali suatu bank, harus lewat saya prosesnya," tutur Nelson.
Langkah Stanchart melepas bisnis bank di Asia, merupakan salah satu bagian rencana penutupan bisnis secara global. Belakangan, Stanchart juga dikabarkan bakal memangkas sekitar 4.000 pegawai di divisi ritel secara global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News