Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren nilai tukar Rupiah yang terus melemah imbas sentimen global turut mengancam simpanan valuta asing (valas) perbankan. Tapi, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) punya sejumlah strategi untuk mengatasinya.
EVP Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn menjabarkan, likuiditas valas BCA akan dijaga dengan mengelola rasio posisi devisa neto (PDN) secara konservatif di level 0,3%. Angka ini menurut Hera jauh di bawah batas maksimum 20% yang ditetapkan regulator.
Selain itu, BCA juga bakal terus menjaga posisi permodalan dan likuiditasnya dengan menjaga kualitas aset dan pertumbuhan kredit.
Per Desember 2024, kredit valas BCA tercatat sebesar Rp43,4 triliun hanya mencakup 4,8% dari total kredit yang disalurkan BCA. Sementara itu di periode yang sama, dana pihak ketiga (DPK) valasnya mencapai Rp74,8 triliun atau tumbuh 9,3% secara tahunan (yoy).
Baca Juga: Penyaluran Bansos Hingga Kuartal I 2025 Capai Rp 18,64 Triliun
Adapun pencadangan loan to asset ratio (LAR) BCA saat ini juga tercatat tinggi, yakni 76,9%. Pencadangan non performing loan (NPL) juga tercatat sebesar 208,5%. Sayang, Hera tak merinci lebih jauh. Yang pasti, “Ini berada pada level yang memadai dalam menghadapi ketidakpastian kondisi ekonomi dan bisnis debitur,” klaim Hera, Selasa (8/4).
Di samping itu, BCA juga telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi risiko pasar atas transaksi yang terkait dengan risiko nilai tukar dan suku bunga.
“Dengan melakukan penetapan dan kontrol limit risiko pasar dan konsisten melakukan stress test untuk mengukur risiko,” pungkas Hera.
Selanjutnya: Trafik Pengguna Tol Stagnan, Kinerja Jasa Marga (JSMR) Berpotensi Melambat
Menarik Dibaca: Harga Samsung S24 Ultra Terbaru April 2025 Lagi Turun! Cek Fitur Unggulannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News