kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.409.000   5.000   0,21%
  • USD/IDR 16.717   24,00   0,14%
  • IDX 8.711   77,93   0,90%
  • KOMPAS100 1.194   10,49   0,89%
  • LQ45 855   7,80   0,92%
  • ISSI 311   3,27   1,06%
  • IDX30 442   1,95   0,44%
  • IDXHIDIV20 513   -0,14   -0,03%
  • IDX80 133   1,33   1,01%
  • IDXV30 141   0,50   0,36%
  • IDXQ30 141   0,33   0,23%

Strategi Bank Modal Mini Jaga Kinerja Positif di Tengah Badai


Senin, 08 Desember 2025 / 16:25 WIB
Strategi Bank Modal Mini Jaga Kinerja Positif di Tengah Badai
ILUSTRASI. Bank KBMI 1 seperti OK Bank dan Bank Raya optimis hadapi 2026, meski target kredit BI belum optimal. Pelajari strategi digital dan modal.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank-bank bermodal mini di jajaran kategori kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 optimistis menatap akhir tahun 2025 dan tahun 2026 dengan optimisme, meski industri masih dibayangi perlambatan pertumbuhan kredit.

Sebelumnya Bank Indonesia menargetkan kredit perbankan tumbuh 8%-11% secara tahunan atau year on year (YoY) pada 2025.

BI juga memprediksi pertumbuhan kredit perbankan masih akan belum optimal di tahun depan, dengan target di rentang 8%–12%. Meski begitu, angka tersebut sebenarnya lebih ambisius ketimbang target pertumbuhan tahun ini.

Adapun hingga Oktober 2025 pertumbuhan kredit masih di level 7,36% secara tahunan. Pertumbuhan di periode tersebut juga menunjukkan perlambatan dibanding bulan sebelumnya di level 7,70% YoY. 

Baca Juga: Layanan BSI di Aceh Mulai Pulih, 132 dari 145 Kantor Sudah Beroperasi

PT Bank Oke Indonesia misalnya, menatap akhir tahun 2025 dengan optimisme tinggi setelah kinerja keuangan perseroan menunjukkan akselerasi signifikan dan melampaui berbagai target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB).

Direktur Kepatuhan OK Bank, Efdinal Alamsyah, mengungkapkan bahwa hingga akhir November 2025, hampir seluruh indikator utama telah mencapai bahkan melewati target yang ditetapkan.

“Kinerja kredit, DPK, dan laba hingga saat ini masih on track dan menunjukkan tren positif dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dan efisiensi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/12/2025).

Menurut Efdinal, sejumlah parameter utama dalam RBB telah terealisasi hampir 100% per November 2025. Bahkan, beberapa indikator mencatat capaian jauh di atas proyeksi awal.

Laba bersih, misalnya, telah melampaui target signifikan. Dengan proyeksi laba bersih (net profit) sebesar Rp 104 miliar hingga akhir 2025, realisasinya per November justru sudah mencapai Rp 152 miliar.

Aset OK Bank juga tumbuh lebih kuat dari rencana. Dari target Rp 12,6 triliun, OK Bank telah merealisasikan total aset sebesar Rp 13,5 triliun. Sementara itu, penyaluran kredit berhasil mencapai target Rp 10 triliun, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) melampaui proyeksi Rp8 triliun hingga mencatatkan realisasi Rp 8,8 triliun.

Meski performa 2025 tergolong solid, Efdinal menilai prospek tahun 2026 tetap menantang. “Tahun depan masih penuh tantangan akibat ketidakpastian global dan tekanan margin,” katanya.

Dalam menghadapi dinamika tersebut, perseroan menyiapkan sejumlah fokus strategis. OK Bank akan memperkuat pertumbuhan kredit berkualitas, meningkatkan porsi dana murah (CASA), menggenjot fee-based income, mempercepat digitalisasi layanan, serta meningkatkan penerapan manajemen risiko.

Baca Juga: Tren Industri Turun, Permintaan KPR BSI Diklaim Naik Capai Rp 1 Triliun Per Bulan

“Kami akan meningkatkan kinerja melalui ekspansi selektif, penguatan sarana dan layanan digital, efisiensi biaya, inovasi produk dan layanan, serta penguatan governance,” jelas Efdinal.

Dengan capaian di atas target dan strategi yang lebih terarah, OK Bank optimistis dapat menjaga momentum kinerja positif dan mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan di tahun mendatang.

Setali tiga uang,  Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Suri Pertiwi, menyatakan bahwa perseroan optimistis prospek kinerja ke depan akan semakin kuat, ditopang oleh ekspansi bisnis digital berkualitas dan penguatan fondasi operasional.

“Kami melihat prospek kinerja Bank Raya akan terus bertumbuh ke depan, yang akan ditopang oleh kinerja solid melalui ekspansi bisnis digital berkualitas, inovasi product champion, perbaikan kualitas aset, serta perbaikan proses bisnis yang mendorong efisiensi,” ujarnya.

Hingga Kuartal III/2025, Bank Raya berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 41,97 miliar, meningkat 23,9% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan kinerja juga tercermin dari penghimpunan dana yang terus meningkat. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat mencapai Rp 9,15 triliun, tumbuh 16,5% (yoy).

Pertumbuhan DPK tersebut turut didorong oleh membaiknya komposisi dana murah. Total CASA naik signifikan menjadi Rp 2,72 triliun, tumbuh 38,8% (yoy), sehingga rasio CASA perseroan menguat ke level 29,78%. Rustarti menegaskan bahwa peningkatan porsi CASA menjadi salah satu kunci penguatan struktur pendanaan Bank Raya ke depan.

Meski demikian, perseroan tetap mewaspadai sejumlah tantangan yang berpotensi mempengaruhi kinerja industri perbankan. Beberapa di antaranya adalah volatilitas ekonomi global serta meningkatnya ketegangan geopolitik di berbagai wilayah yang dapat memberi dampak langsung pada perekonomian domestik.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan, Bank Raya menyiapkan strategi bisnis yang lebih menyeluruh. “Kami akan melakukan ekspansi dengan memanfaatkan sinergi dalam ekosistem BRI Group melalui strategi eksplorasi dan eksploitasi, serta merangkul berbagai komunitas untuk memperluas pasar,” jelas Rustarti.

Dengan fondasi digital yang semakin kuat serta dukungan ekosistem BRI Group, Bank Raya optimistis dapat mempertahankan kinerja positif dan memperluas jangkauan pasar secara berkelanjutan.

Baca Juga: Perbanas Dukung Langkah OJK Untuk Konsolidasi Bank KBMI 1

Adapun Advisor Banking & Finance Development Center, Moch Amin Nurdin, menilai bahwa secara umum kinerja bank-bank KBMI 1 menunjukkan performa yang cukup baik, meskipun terdapat sejumlah tantangan fundamental yang masih membayangi, terutama di sisi pertumbuhan kredit dan kebutuhan modal.

Amin menjelaskan bahwa sebagian besar dari sekitar 60-an bank KBMI 1 memiliki kinerja yang stabil.

“Kalau secara kinerja, Bank KBMI 1 ini bagus. Rata-rata bagus dari 60 bank lebih yang ada di sana,” ujarnya. Meski porsi aset, DPK, dan kredit KBMI 1 hanya sekitar 10% dari total industri perbankan nasional, kinerja operasional mereka dinilai tetap terjaga.

Namun demikian, Amin menyoroti bahwa pertumbuhan kredit bank-bank KBMI 1 tahun ini diperkirakan tidak mencapai target. “Pertumbuhan kreditnya tidak akan tercapai. Target bisnis secara umum untuk hal-hal terkait kredit juga tidak akan tercapai,” katanya. Kondisi tersebut selaras dengan tren perlambatan kredit secara nasional.

Ia menambahkan bahwa kebutuhan investasi untuk meningkatkan layanan digital menjadi tantangan besar bagi bank KBMI 1, karena memerlukan modal yang tidak sedikit. “Modal juga merupakan tantangan buat mereka,” tegas Amin.

Meski penuh tantangan, Amin menilai ruang pertumbuhan bagi bank KBMI 1 tetap besar, terutama karena mereka beroperasi di segmen ritel dan UMKM menengah ke bawah yang masih memiliki pasar luas.

“Segmen mereka cukup baik untuk menggarap ritel dan UMKM. Pasarnya masih terbuka luas, meskipun sektor UMKM belum pulih sepenuhnya pasca pandemi enam tahun lalu,” tuturnya.

Baca Juga: BCA Digital Gandeng Kredivo Salurkan Kredit Digital ke Kota Tier-2 dan Tier-3

Amin menegaskan bahwa agar dapat bersaing dan bertahan dalam dinamika industri yang semakin ketat, bank-bank KBMI 1 perlu melakukan beberapa langkah strategis. “Nomor satu pasti efisiensi. Kemudian mengembangkan digital, mengejar pertumbuhan aset, dan pastinya butuh suntikan modal dari pemiliknya,” ungkapnya.

Ia menilai bahwa opsi konsolidasi tetap terbuka, baik melalui merger, akuisisi, maupun menghadirkan partner strategis. Namun langkah tersebut harus mempertimbangkan risiko terhadap nasabah, terutama bagi mereka yang memiliki hubungan dengan lebih dari satu bank kecil.

“Kalau harus merger, pasti akan ada risiko yang cukup tinggi. Nasabah dan pinjaman bisa saling berbenturan. Itu tantangan yang tidak mudah,” tegasnya.

Menurutnya, dalam 2–3 tahun mendatang bank-bank KBMI 1 akan menghadapi transformasi struktural yang besar. Namun untuk tahun depan, fokus utama mereka haruslah menyelesaikan tantangan-tantangan fundamental yang sudah ada demi menjaga keberlanjutan bisnis.

Selanjutnya: Kredit Bank Mandiri Region VI Jawa Barat naik 14,7% hingga September 2025

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Minum Kopi Setiap Hari bagi Kesehatan Tubuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×