kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi bisnis DSP menjaring kredit nasabah mikro


Sabtu, 07 Juni 2014 / 08:25 WIB
Strategi bisnis DSP menjaring kredit nasabah mikro


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Bisnis kredit mikro semakin dilirik oleh perbankan. Setelah Bank Indonesia (BI) mewajibkan bank nasional untuk mengucurkan kredit usaha mikro minimal 20% dari kredit produktif secara bertahap, jumlah penyaluran pembiayaan kepada pelaku unit usaha kecil menengah (UKM) mengalir deras. Ditambah lagi, dengan meningkatnya jumlah UKM, segmen kredit mikro menjadi ladang bisnis baru bagi perbankan.

Dulu, tak banyak bank nasional yang mau terjun ke bisnis ini. Kini, bank-bank berlomba-lomba untuk menawarkan pembiayaan kepada pelaku UKM. Persaingan bisnis di pasar kredit mikro semakin ketat. Peta pasar kredit mikro ikut berubah.

Perlahan, Bank Mandiri mulai menggeser posisi Danamon Simpan Pinjam (DSP) di bisnis kredit mikro. Pada 2011, DSP masih di atas Mandiri dengan menyalurkan kredit mikro Rp 16,43 triliun. Kala itu, total kredit Mandiri masih Rp 11,84 triliun.

Setahun berikutnya, Mandiri menyalip kredit mikro DSP dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 19,05 triliun. Sedangkan, DSP menyalurkan kredit mikro sebesar Rp 18,77 triliun di tahun yang sama.

Tahun ini, Danamon menargetkan kredit mikro di DSP meningkat 10% dari realisasi tahun lalu. Pada 2013, DSP berhasil menyalurkan kredit baru hingga Rp 12 triliun. Sementara, jumlah kredit outstanding DSP di tahun lalu sekitar Rp 19,8 triliun. "Sampai kuartal I tahun 2014, kami telah menyalurkan kredit lebih dari Rp 6 triliun," kata Minhari Handikusuma, Direktur Mikro Bank Danamon.

Supaya bisnis kredit mikro Bank Danamon semakin mekar, Minhari mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan segudang cara untuk mengalahkan pesaingnya. Pertama, Danamon melakukan pendekatan pemasaran yakni pengembangan sales force yang berbasis pada penguatan kompetensi, penyesuaian saluran distribusi maupun penyempurnaan layanan.

Semuanya akan dilakukan sehingga terintegrasi menjadi satu. Kombinasi ini akan memberikan kemudahan dan kecepatan layanan kepada nasabah.
Kedua, Danamon akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni secara rutin melakukan pelatihan bagi karyawan DSP. Pelatihan diberikan sesuai dengan kebutuhan dari setiap fungsi untuk memenuhi standar yang diinginkan.

Untuk meningkatkan kualitas pelatihan, DSP akan menambah waktu pelatihan sebesar 20%. Selain itu juga, terdapat pembaharuan materi dan penambahan intermediate training.

Ketiga, jumlah kantor pemasaran khusus usaha mikro dan kecil akan ditambah utamanya di luar Pulau Jawa seperti di Sumatera dan Sulawesi. Sepanjang tahun ini, DSP akan fokus meningkatkan efektifitas jaringan distribusi. "Namun, untuk realisasinya, kami sedang menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujar Minhari yang merahasiakan jumlah anggaran untuk mewujudkan rencana tersebut.

Saat ini, DSP telah memiliki 1.000 unit layanan di 830 lokasi yang tersebar di 34 provinsi. Hampir semua unit DSP terpisah dari cabang Danamon konvensional sebab berkaitan dengan konsep community banking, dalam hal ini komunitas pasar yang menjadi target utama DSP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×