kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Suku Bunga Acuan BI Sudah Naik 1,75%, Begini Efeknya ke Kenaikan Bunga Kredit


Jumat, 18 November 2022 / 06:15 WIB
Suku Bunga Acuan BI Sudah Naik 1,75%, Begini Efeknya ke Kenaikan Bunga Kredit


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan untuk keempat kalinya dalam paruh kedua tahun ini sebesar 50 basis poin (bps) ke level 5,25%. Dalam empat bulan terakhir total kenaikan bunga acuan telah mencapai 1,75%. 

Namun, transmisi kenaikan suku bunga acuan yang pertama terhadap suku bunga kredit dan bunga dana perbankan masih minim. 

BI mencatat suku bunga kredit Oktober 2022 meningkat terbatas menjadi 9,09% dari 8,94% pada Juli 2022. Sedangkan suku bunga deposito 1 bulan pada Oktober 2022 naik menjadi 3,40% dari 2,89% pada Juli 2022. 

Perry Warjiyo, Gubernur BI mengatakan, masih terbatasnya kenaikan suku bunga tersebut seiring dengan likuiditas yang masih longgar yang memperpanjang efek tunda (lag effect) transmisi suku bunga kebijakan pada suku bunga dana dan kredit.

Baca Juga: BI Kerek Bunga Acuan Jadi 5,25%, Bank Mandiri: Sudah Diantisipasi Industri Perbankan

"Likuiditas perbankan masih meningkat dan memadai. Per Oktober 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 29,46% dan meningkat dari bulan sebelumnya," kata Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/11). 

BI masih akan terus melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit dengan melakukan pendalaman asesmen terkait respons suku bunga perbankan terhadap suku bunga kebijakan.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyebut kenaikan itu sejalan dengan proyeksi perseroan mengingat The Fed telah kembali menaikkan suku bunganya 75 bps pada awal November 2022 lalu. 

"Saya kira (langkah BI) ini sudah benar. Kenaikan bunga The Fed menyebabkan rupiah juga harus disesuaikan agar kurs dollar ke rupiah bisa dikendalikan secara baik," kata Jahja pada Kontan.co.id, Kamis (17/11). 

Untuk merespons kebijakan BI tersebut, Jahja bilang, BCA akan menyesuaikan bunga deposito tahun ini dan kredit berdasarkan acuan bunga Jibor. 

Ia mengatakan, bunga kredit berbasis Jibor ini sudah naik mengikuti perkembangan kenaikan Jibor setelah kenaikan suku bunga yang dilakukan sebelumnya. 

Baca Juga: Suku Bunga Naik Lagi, Ekonom Soroti Dampaknya terhadap Perlambatan Ekonomi

Sedangkan penyesuaian terhadap bunga kredit jenis lain, kata Jahja, masih membutuhkan evaluasi lebih lanjut ke depan.  

Per September 2022, BCA membukukan peningkatan total kredit sebesar 12,6% secara tahunan. Dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) naik 15,1% ditopang oleh tingginya frekuensi transaksi dan peningkatan basis nasabah.

Likuiditas BCA masih aman dengan struktur pendanaan yang cukup bagus dan Dana Pihak Ketiga (DPK) ditopang oleh dana murah atau CASA dengan rasio mencapai 81% per September 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×